Minggu, 04 Maret 2012

TULISAN atau Goresan Pena

Entah ini tulisan yang ke berapa yang tertera dalam laptop saya. Tulisan-tulisan sebelumnya telah tertumpuk dalam laptop, ada yang saya post ke blogger ada juga yang hanya di abadikan dalam laptop. Dalam sudut jendela laptop ini lebih banyak yang tidak saya post ke blogger. Tulisan itu bukannya tak layak untuk di post. Pun bukan kumpulan tulisan yang asal tulis, semua kisah yang terjadi di realita.
Namun, sungguh, saya bagai tak tergerak menge-post-nya ke blogger. Ini tentang kebingungan. Kebingungan yang lebih mengerucut pada keraguan. Beberapa catatan yang kerap menyergap bila keinginan untuk menge-post-nya muncul adalah sebagai berikut:

Pertama, akan kah tulisan ini diterima banyak orang dan layak di baca? Kedua, bilapun di baca, apakah pandangan orang tentang tulisan ini baik atau akan menjadi keburukannya? Ketiga, apakah saya tampak berlebihan dengan isi tulisan-tulisan itu.

Mungkin saya ini tipe orang peragu! Tapi ada baiknya saya tepikan dulu sifat itu. Saya pikir tak ada ruginya bila di ceritakan sedikit tentang nasib beberapa tulisan yang pernah saya tulis itu.

Adalah saudara saya! Yang pertama kali menilai dan memberikan saya kata-kata ketika melihat blog saya. Memang dasarnya tak percaya diri, grogi lah saya ketika itu. Dengan keras kalimatnya berkata mau jadi penulis cerpen atau pakar ekonomi islam. Kuliahnya tidak sesuai dengan pikiran. Apapun itu kalau orang lanjut sekolah pikiran atau fokusnya pada jurusan. Tidak perlu itu cerpen.

Saya cerna kata-katanya! Ada pula benarnya. Tapi….!!! Yah! Tapi bukankah di dunia ini, bahkan di republik ini menulis apa saja itu adalah hak? Bukan kewajiban, itu kan juga sebagai implementasi dari ilmu yang kita dapat! Maksud saya jika itu adalah hak, berikanlah! Toh saya pun tidak melupakan dengan perkuliahan saya di kampus. Menulis cerpen belajar menuangkan apa yang di pikiran dan hati. Berikanlah dengan seutuhnya! Atau saya yang salah mengartikan ‘hak’ dalam menulis itu? Sayang, saya tidak sempat menanyakkan semua risau itu kepada saudara saya. Dia sempat menutupkan telpon! Saya hanya sempat ia melihat mengunjugi blog saya. Ketika itu saya tiba-tiba miris. Tulisan yang mengisi kegelisahan saya itu tampaknya senasib dengan mouse saya yang butut.

Saya juga pernah menuliskan tulisan yang bercerita tentang perjuangan senior-senior kepada organisasi HPMN-KT. Organisasi yang kian lama berdirinya, berani mencetak kader bermartabat! Saya cukup akrab dengan senior, teman, bahkan adik-adik yang bergelut di dalamnya. Namun juga untuk alasan yang tidak penting: saya biasa datang berkunjung ke sekretariatnya dengan menghadiri acara yang mereka buat.

Yah organisasi yang di dalamnya penuh dengan kekeluargaan! Saling berbagi, dan bersama perantauan dari daerah perbatasan malaysia. Punya semangat membangun daerah perbatasan yang lebih unggul. Karena pemerintah sangat jarang melirik lebih daerah itu, jika saja pemerintah mampu mengelola pulau itu barangkali menjadi tempat wisata yang lebih keren ketimbang bali. Mahasiswa yang bergelut di dalam organisasi itu seolah menikmati sekali hidup di tengah kota daeng.

Kisah itu, di komentar baik salah satu senior yang rajin membuka blog saya! Senang juga dengarnya ketika komentar baik itu muncul. Tapi jika saya mendapatkan cemohan lagi saya sudah siap untuk mendengarkan dan menjadikan hal itu motivasi.

Saya juga pernah bercerita tentang kehidupan saya. Saya pikir ini akan menjadi motivasi kehidupan si pembaca. Memang tidak hanya saya yang merasakan hal unik dalam kehidupan ini. saya pikir Tuhan memilih juga memberikan ujian berat buat Hamba-Nya, yah tidak lain dan tidak bukan, tidak di luar batas kemampuan Hamba-Nya.
"Saya lebih banyak bercerita tentang pengalaman hidup dalam tulisan-tulisan saya!

Oh ya! Saya juga pernah menulis tentang seorang lelaki aktivis musik yang pernah ku kenal. Kini menjadi goresan sejarah hidup saya. Saya ingat sekali dulu, jika pantai losari menjadi saksi bisu kehadiran kami bertemu dan berdua. Di mana pengamen-pengamen mendatangi kami bercanda serta bercerita tentang arti hidup anak jalanan. Maklum kami berdua suka belajar tentang teori kehidupan dengan berbagai pengalaman-pengalaman yang ada.

Rian! Ini nama anak pengamen itu, berumur 8 tahun. Dia tidak punya alat musik, hanya nyanyi biasa. Bisa juga mendapatkan uang 500 perak. Anak itu tidak pernah marah jika tidak diberikan, dia hanya diam. Beda dengan pengamen-pengamen lain jika tidak diberikan uang dia mengomel tidak jelas. Kami mengenalnya karena sering bertemu jika kami ke pantai losari. Menyapa dan bercanda dengan anak itu. Sayangnya anak itu tidak lagi meneruskan sekolahnya, dengan alasan ekonomi yang tidak memadai. Dia harus mengalah dengan adik nya yang punya semangat besar dalam belajar. Orang tuanya menjual makanan kecil juga di pantai losari. Keluarga yang sederhana. Begitulah hidup! Tidak akan mungkin semua orang di berikan harta yang banyak, kekhawatiran saya suatu saat tidak ada rasa belas kasihan dengan sesama. Keluarga rian telah memberikan gambaran hidup yang besar dengan kami.

Saya sempat mendengar anak itu berkata, ka presiden itu berpakaian rapi, sepatu mahal, banyak uang. Pasti anak-anaknya makmur, apapun yang di inginkan pasti terpenuhi. Saya ka, jangankan yang di inginkan, yang saya butuhkan saja belum tentu terpenuhi. Presiden itu rumahnya besar yah ka! Coba saya di beri kesempatan bertemu dengan presiden, saya hanya minta bantu untuk melanjutkan sekolah saya. Saya ingin seperti anak-anak lain yang bisa baca tulis memakai seragam dan mengandengi tas ransel. Pulang sekolah bersuka ria, bermain. Saya kayak mimpi yah ka. Saya tidak percaya itu terpenuhi di keluarga saya.

Kata-kata Rian membuat saya termangu dan terjerat oleh tanggungjawab besar untuk orang-orang yang membutuhkan! Kini saya pun sudah tidak pernah berjumpa dengan Rian lagi, karena saya berada di kota Istimewa. Selain itu saya dan aktivis musik itu ringkih!

Yah kisah tentang aktivis music dan kisah Rian ini, teringat dan terangkai menjadi tulisan bersejarah. Beberapa hari kemudian adik saya membacanya dan kemudian berkomentar tentang kisah itu. Aku hanya tersenyum dan meringis pedih mendengarnya.

Entahlah! Apakah ini akan di anggap sebuah kata-kata biasa atau tulisan lepas atau semacam cerita saja atau hanya goresan pena yang tak bermanfaat. Saya tidak banyak berharap, sebagaimana saya tahu kepada siapa tulisan ini saya berikan. Hanya tiba-tiba terbetik ide, saya ingin menulis dan menge-post-nya ke blogger saya. Lalu di baca banyak orang. Atau juga di baca pak president juga tidak apa-apa jika beliau berkenan. Amin.. Allahumma Amin…
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Sekilas

SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Mega Oc. - Saya Senang dengan anda mengklik informasi ini, berarti anda peduli dengan keberadaan blog ini, saya berharap ini bukan untuk pertama kalinya anda mengunjungi blog ini. Mudah-mudahan blog ini bermanfaat.

Sekilas Pesan

Belajar dan belajar sampai bodoh kembali. Tdk menginginkan org lain kecewa krn tingkah ku. Menabur kebaikan akan menuai berkah. Jadi tdk menabur angin agar tdk menuai badai.(' ',)