Selasa, 17 April 2012

Catatanku dari Tellu Limpoe


 “Jangan pernah bosan berkunjung serta bersilaturahmi di daerah ini, kami suka bersilaturahmi”


Meskipun kedua orang tua saya berdarah Sulawesi Selatan, namun sejujurnya saya awam sama sekali bahasa daerah sana. Saya lahir dan besar di Borneo City. Orang tua saya sejak lama hijrah mencari kehidupan pasti. Seperti itulah salah satu ciri-ciri orang Sulawesi Selatan, merantau dan berdagang.
8 Maret 2011,

Pertama kali ku menginjakkan kaki di Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Sidrap dengan kewajiban seorang mahasiswa menyelesaikan tugas dari kampus, yakni ber KKN (Kuliah Kerja Nyata). Pertama kalinya bergelut bersama masyarakat suku bugis. Sejujurnya orang tua saya ada keturunan dari suku bugis, Sidrap. tapi saya tidak begitu tahu mengenai silsilah keluarga yang bertemu sampai kepada orang tua saya. Bahkan secara khusus saya belum pernah mengunjungi kota ini bersama keluarga. Perkenalanku tepatnya sepengetahuanku mengenai kota ini, hanya lewat pelajaran sejarah sewaktu kecil, selebihnya belum pernah tahu.


Saya tahu secuil saja Sidrap merupakan “lumbung” penghasil beras, dan juga melahirkan gadis-gadis keturunan Arab, yang berhidung mancung. Belakangan saya tahu beberapa ulama besar Islam seperti Quraish Shihab, ahli tafsir yang terkenal itu, Najwa ….(presenter manis Metro TV) darah ibunya bersumber di kota ini. Belakangan lagi, saya baru mengetahui ada komunitas Tolotang yang memiliki kemampuan untuk bertahan hidup melintasi derasnya arus gelombang perubahan jaman di tanah air.

Progran KKN berjalan dua bulan di tahun 2011, memberiku dua berkah. Pertama, kesempatan berkunjung dan berkecimpung dalam masyarakat bugis. Kedua, dari sini juga saya baru mengetahui keluarga orang tua saya, beliau menjadi salah satu Tokoh Sejarah yang sangat banyak di ceritakan di penjuru masyarakat Sidrap. Silatuharmi kini semakin erat.
oo0oo

Perjalanan dari Makassar cukup melelahkan, kurang lebih 3 sampai 4 jam. Itu tidak membuat saya menjadi halangan untuk berKKN. Saya di tempatkan di posko Kelurahan PAJALELE, Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Sidrap. Rumah bapak Lingkungan II, yakni H. Hasan menjadi posko saya bersama teman-teman.

Sedikit sejarah sepengetahuan saya tentang pajalele. Kelurahan Pajalele dulunya adalah Desa Massepe pada kekuasaan raja bugis sampai dengan terbentuknya daerah tingkat II Sidenreng Rappang. Sejak pemerintahan kerajaan tanah bugis Desa Massepe adalah pusat Kerajaan Tanah Bugis termasuk 5 (lima) Addatauang yaitu: Kabupaten Bazrru; Kota Pare-Pare; Kabupaten Pinrang; Kabupaten Sidrap; Kabupaten Enrekang.
Pada waktu itu Desa Massepe di bawah kepemimpinan H. ANDI PALLA EWA kemudian H. MUH JAWAD YUSUF kemudian menjadi kelurahan yaitu kelurahan massepe di bawah kepemimpinan yang antara lain: ANDI MUHAMMAD AMIN; ANDI PATEDDUNGI; ANDI SAPEWALI.

Seiring dengan pertambahan penduduk yang kian padat yang membutuhkan pelayanan yang lebih baik maka pada tahun 1992 Kelurahan Massepe diusulkan menjadi 2 (dua) kelurahan yakni Kelurahan Massepe dan Kelurahan Pajalele dan 1 (satu) Desa Teppo (pemekaran) dalam rangka untuk memperlancar pelayanan kepada masyarakat. Dan pada tahun 1995 baru resmi menjadi Kelurahan Persiapan Pajalele, yang artinya dalam bahasa bugis “PAJA” yang artinya berhenti dan “LELE” yang artinya pindah. Dan jika dirangkaikan menjadi satu maka mengandung arti tidak berpindah lagi, dengan kata lain masyarakat Pajalele tidak akan berpindah-pindah tempat lagi.

Dan pada tahun 1996 telah definitip menjadi Kelurahan Pajalele dibawah kepemimpinan yaitu:
1.         MUH. ARAS                                                     (Lurah Persiapan)
2.        AWALUDDIN RAMLI, S.IP., M.Si                   (Lurah Definitip)
3.        ANDI BUNGA ULENG                                     (Lurah Definitip)
4.        ABD. RASYID                                                   (Lurah Definitip)
5.        ANDI MAKKASAU, S.SOS                             (Lurah Definitip)
6.        ABD. AZIS, M                                                   (Lurah Definitip)
7.        H. SUTRA S. SE                                                (Sampai Sekarang)

Sedikit geografis Kelurahan Pajalele, terbagi menjadi tiga lingkungan. Sebelah Utara-nya Kelurahan Amparita/Kel. Baula, sebelah Selatan-nya Kelurahan Massepe, sebelah Barat Desa Lise, sebelah Timur Desa Buae. Ketinggian tempat Kelurahan Pajalele adalah 27 meter di atas permukaan laut, dengan topografinya berbentuk dataran rendah, berbukit-bukit. Dengan curah hujan yang dimiliki 2000 mm dan suhu rata-rata 30 C. Luas wilayah Kelurahan Pajalele adalah 571 Ha. Masalah kepercayaan, di sana hanya terdapat dua penganut agama (Islam dan Hindu [Tolotang]). Perkerjaan masyarakat Pajalele bermacam-macam, lebih banyak berperan sebagai “Pegawai Negri Sipil”, selebihnya petani dan pandai besi.

oo0oo
Kurang lebih dua bulan saya mempelajari kota ini, walaupun kecil tapi bermasyarakat yang penuh dengan santunan. Setiap sorenya warga dan anak-anak Pajalele berkunjung ke posko untuk mempererat silaturahmi. Setiap maghribnya tugas anak KKN untuk belajar agama bersama warga di Masjid yang berada di Pajalele. Aktivitas lain hari-harinya mahasiswa/i KKN mengajar seperti program biasanya. Dan membantu kegiatan-kegiatan setempat. Menurutku warga yang hebat yang penuh dengan toleransi serta ramah, saling tolong menolong tanpa mengenal bulu, ras, dan agama sebagai penganut mereka. Tentunya dengan keyakinan serta pelajaran dari suku mereka yang mengajarkan mereka sehingga bisa seperti itu yakni menjadi maskarakat yang “Hebat” menurutku. Saya tiba-tiba teringat ucapan salah satu seorang kepala sekolah di Pajalele yang membisikkan saya disaat mengajar di sekolahnya, “Jangan pernah bosan berkunjung serta bersilaturahmi di daerah ini, kami suka bersilaturhmi”.

  
Note:
Mahasiswa Posko Pajalele, bersama Korcam Tellu Limpoe









Baca Artikel Selanjutnya:
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Sekilas

SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Mega Oc. - Saya Senang dengan anda mengklik informasi ini, berarti anda peduli dengan keberadaan blog ini, saya berharap ini bukan untuk pertama kalinya anda mengunjungi blog ini. Mudah-mudahan blog ini bermanfaat.

Sekilas Pesan

Belajar dan belajar sampai bodoh kembali. Tdk menginginkan org lain kecewa krn tingkah ku. Menabur kebaikan akan menuai berkah. Jadi tdk menabur angin agar tdk menuai badai.(' ',)