Sabtu, 21 Januari 2012

AKU dan Kisah Kost Ku



20 September 2011
Mulai bulan ini banyak yang mengajariku arti tentang kehidupan. Semua bergelut menjadi satu dalam selimut sebuah kasih sayang, mencintai, bahkan kejengkelan pun mengumbar. Itu lah sebuah hiasan dunia, terkadang apa yang kita harapkan tak sesuai apa yang kita impikan. Di bulan ini saya mendapatkan kehidupan baru, di sebuah kota Istimewa. Menyatu dengan berbagai suku, agama, dan ras. Tiap orang pun harus penuh dengan kesesuaian. Di tembok besar ku harus berimajinasi penuh makna.


Ntah mengapa selama disini aku penuh dengan kebimbangan yang mendalam. Seolah-olah aku di tuntut untuk mengamalkan ilmu yang aku punya. Tapi mengapa kini membungkam tak berdaya. Melihat fenomena yang tak sesuai di hati, seakan aku di vonis orang yang paling bedosa di dunia ini. 
Di sisi lain aku di nasehati dengan cara pelan untuk tidak mencampuri urusan orang lain, di sisi lain aku dinasehati untuk mengingatkan satu sama lain. Semua benar menurutku! Tapi aku di lema, dibalik tembok besar yang tak mampu aku tembus ruang-ruang panas itu. Terkadang doa itu bertebaran buat mereka, mereka yang membuatku dilema dengan ilmu ini. Merasa sesak tak tau arah! Terdetik di pikiranku, jika hanya doa yang ku panjatkan semua hanya sia-sia belaka. Karena tak dapat melakukan aplikasinya.

Sungguh aku berada dalam sebuah kebimbangan yang mendalam. Dari sini aku banyak mengambil pelajaran arti sebuah kehidupan untuk saling menghargai, saling menolong, dan bertukar pikiran. Yang lebih sakralnya tentang fenomena berumah tangga. 

Aku tahu setiap orang mempunyai kisah berumah tangga yang berbeda. Namun apakah kali ini aku hanya tinggal diam? Kecuekan yang ku lakukan tak membuat kisah itu berubah. Malah semakin besar menjadi kisah yang berentetan tapi bersembunyi dibalik hati yang perih. Aku tahu hati tak akan pernah bohong, tapi tindakan yang ku lakukan kini membohongi publik sekitarku. Berbahagialah mereka yang tak kenal oleh agama, mereka yang tak kenal arti kebaikan. Karena mereka tak pusing memikirkan solusi dari kisah yang ku alami dekade terakhir ini. Memang betul kata ibu kost ku "Kamu disini hanya melakukan tugasmu sebagai seorang anak, sekolah, sekolah, dan sekolah". Kata-kata ini semakin membuat ku percaya aku tak bisa melakukan apa-apa kebaikan dengan senjata yang ku punya.

Jam 02.30 adalah waktu rutin ku membangunkan diri, seraya bersujud kepada-Nya dan melantunkan ayat-ayat qur'an untuk membentengi diriku dari sebuah kemaksiatan. Tak lupa ku kerjakan lima waktu dan sunnah lainnya. Inilah senjataku untuk menebarkan kebaikan kesemua makhlukNya.

Diruang 3x2 sederhana, yang pas buat sebuah meja belajar, lemari pakaian, dan tempat tidur. Cukup dengan seorang yang berkontemplasi dari kejauhan. Ada hal yang membuatku begitu bertahan diruang 3x2 ini, yakni tak mau menjadi seorang wanita yang suka menceritakan orang dan bergelut dengan gosip. Aku punya tekad untuk mengurangi pemikiran dan cerita orang-orang "bahwa wanita hobby nya gosip". Aku tak suka menceritakan orang, karena aku tak suka dicerita sama siapapun tentang diriku. Aku suka dengan aku diam tak dikenal orang. Sehingga Shaum Sunnah Senin Kamis menjadi hobby ku diam dan dzikir tiap langkah. 
23.00 itulah waktuku merebahkan diri dimalam hari. Maklum aku hanya tak mau aib itu terus bertahan depan kamarku. Ini lah kisah rumah tangga yang banyak ku ambil dari kehidupanku selama di kota Istimewa ini.

Rizki dan Glo! Mereka adalah adik kost yang ku akrab di ruang megah ini. Mereka sangat baik, kami saling menukar pikiran walaupun kami tak satu agama. Tapi uniknya kami berasal dari daerah yang sama "Borneo City". Terkadang aku bersyukur karena dipertemukan mereka di bulan ini pertama ku di kota Istimewa.
Kamarku dan kamar Rizki yang menjedahi hanya tembok dan jendela, yah lumayan mudah jika ingin berkomunikasi tanpa mengeluarkan suara nyaring dan mengeluarkan urat-urat leher.
Beda dengan Glo, kamarnya diseberangi dengan sebuah tangga kecil. Tangga yang menuju ruang tamu megah. Jika komunikasi dengannya terkadang harus pakai teriakan dan jalan ke kamarnya. Yah biasa kami punya kesibukan masing-masing. Adik dua itu punya keunikan yang sangat luar biasa. Tanpa mereka aku terasa sepi, mereka lucu menurutku.
Mba Nisa dan Mas Jum, yang menjaga rumah megah ini. Mereka uda lama hidup bersama tante. Sehingga diberi kepercayaan dan amanah untuk tinggal dirumah ini yang di jadikan kost. Tante? Yups, tante itu yang punya rumah ini, dia tak tinggal bersama kami. Dia punya rumah yang tak jauh dari kost tempat kami tinggal. Menurutku dia tajir membanjir, punya dua rumah dijadikan kost, punya 3 mobil dan beberapa motor. Semua yang kerja dengannya diberi kendaraan bermotor. Hebat menurutku! Tante mempunyai dua anak, sepasang. Mereka tak di jogja, tinggal di sebuah kota elite yakni Bali. Aku benar-benar berada dalam sebuah masalah kehidupan yang harus ku sikapi dengan kebijaksanaan. Tante punya driver, namanya Pa Agus! Orangnya baik, suka lelucon. Jika berbicara dengan suara besar itulah, laki-laki itu.

19 dan 23 Desember 2011
Rizki dan Glo pulang berlibur sekaligus merayakan hari besar agama mereka, sebut saja di Balikpapan mereka merayakan Natal dan Tahun Baru. Glo berangkat tanggal 19 dan Rizki tanggal 23. Semakin bertahan aku dikamar dengan kesendirianku. Keluarku hanya terdapat jika mandi, makan, mencuci dan kekampus. Itulah aku! Seperti yang ku bilang tadi, tak ingin menjadi wanita bergosip.

Kepergian mereka, aku hanya ditemani seungkat cahaya buatan didepanku sembari tertawa sendiri dengan asyik bermain FB dan Twitter, biasa anak muda zaman sekarang kata orang2 tua. Tak lupa tugas ku sebagai anak sekolah kata ibu kost menasehatiku. 
Yang menemaniku dengan setia tak pernah mengeluh. Benda ini kunamakan Fiqr, dalam bahasa Arab pemikiran. Dari pembuatan benda ini sampai yang menggunakan serta file yang tersimpan di dalamnya adalah pemikiran manusia. Yah sekedar keinginan menghidupkan benda mati. 

Ruang 3x2 menjadi saksi menutupi aib itu. Dengan kegelisahanku seraya menebarkan doa buat mereka. Mereka berdua yang menumbar aib. Aku tak tahan jika harus dihadapkan yang seperti ini. Ingin ku mengeluarkan sebuah kejujuran dari dalam hati. Tapi aku takut menjadi masalah dalam rumah ini. Aku takut di kasih keluar dengan beberapa alasan yang menjaga rumah ini yakni mba Nisa. Bimbang, bingung, galau, itulah hati ini. Sudah ku katakan tadi, beruntunglah dengan mereka yang tak tau agama, dan tak tau berbuat baik.

Aib itu adalah tentang sebuah rumah tangga yang munafik. Keras ku katakan itu munafik, karena mereka  punya agama, tau hal ini itu, bahkan melarang kami semua anak kost mengundang lelaki masuk kerumah. Tapi yang menjaga rumah itu tak mencontohkan ke kami. Dia sudah berumur dan mempunyai anak satu, langsung saja ku sebutkan. Dia adalah Mba Nisa. 
Pasti semua pada bingung kenapa dengan Mba Nisa. Mba Nisa adalah istri Mas Jum. Dia selingkuh dengan driver tante, yah itu tadi Pa Agus. Dan semua pasti bertanya lagi, kenapa hal itu bisa terjadi. Yups mas Jum kerja di salah satu cafe yang berada di kota Jogja. Cafe anak ibu tajir membanjir itu. Kerjanya tiap malam dan pulang subuh. Jarang libur dan dirumah. Malam lah dilakukan kesempatan itu, sampai pukul 01.00 malam. Menurutku tak layak aja dengan seorang lelaki pulang dari rumah ini dengan pukul itu, aku tak tau apa aja yang mereka buat dengan begitu lamanya. Yang lebih kasihan lagi, Pa Agus dan mas Jum kenal dekat. Karena memposisikan mereka sama-sama kerja menjadi seorang buruh. Tapi kisah mereka tak diketahui oleh Mas Jum. Sangat malang nasib mas Jum, kerja keras demi keluarganya, perjuangan kesetiaan yang dia miliki kini direnggut dengan kisah istrinya. Kata adik kost itu sudah berjalan hampir setahun. Tapi sampai sekarang tak ada yang tau, termasuk mas Jum dan tante tajir membanjir itu. 

Ntah sampai kapan kisah mereka itu berjalan. Tiap hari ini menjadi pemikiranku. Aku tau itu bukan urusanku, tapi jika maksiat yang tertanam di dalam ruang tembok besar ini aku dan teman-teman kost lain ikut berdosa. Karena mengetahui itu salah tapi tak dapat menegur atau mengingatkan mereka. Sempat terlintas dipikiranku tentang sebuah kata-kata agama dari seorang ustadz "Jika ada yang melakukan kemaksiatan dirumah yang bukan haknya, akan rugi 40 rumah, depan belakang, samping kiri kanan". Jika itu terjadi setiap hari, itu akan rugi terus menerus. Bagaimana kami, nasib anak kost. Yah itu tadi, aku dilema, bimbang dengan apa yang ku geluti. Setiap solusi yang ku dapatkan, sudah terlintas jawaban apa yang mereka akan jawab nantinya. 

Kadang aku resah dengan kisah ini, tapi apa boleh buat masalah yang ruwet tak mudah membalikkan telapak tangan. Aku hanya bisa diam dan diam. Pernah aku meminta solusi dengan seorang teman kampus. Tapi hasilnya sama, tak mampu berbuat apa-apa. Aku hanya di anggap anak kecil oleh mereka yang berbuat. 
Kapan Tuhan menjawab kegelisahanku? Karena aku yakin jika suatu saat kisah ini terbuka, aku pasti yang ditanya karena sering tinggal di kost.

Inilah alasan kenapa aku tak pernah menonton TV, tak pernah berbicara banyak, dan tak pernah ingin bergabung selain adik Rizki dan Glo. Aku hanya tak ingin menumbar keaiban itu. Cukup dengan benda bercahaya buatan yang mampu menampung tulisan ini.

Siapapun membaca tulisan ini, pasti sangat bingung tentang aib itu. Aku tak mampu melakukan apa-apa sehingga tulisan ini terbentuk. Tapi lagi-lagi hati ini tak bisa berbohong, hati adalah hal yang sangat jujur. 
"....Jika aku diberi kesempatan untuk berbicara banyak ke mereka dengan Tuhan ku. Dan diberi solusi dari kisah itu, aku akan melakukan sesautu demi kebaikan mereka. Tapi apalah daya, aku tak seberdaya seorang ustadz dengan posisiku sekarang, seperti seonggok celurit yang dicabik-cabik kpemikiran dan hatiku..."
aku tahu pasti orang-orang mengatakan kisah ini sangat mudah di hadapi, tapi ini beda dengan keadaan atau posisi ku sekarang. Sangat mencekik jiwa yang tertanam, tak mampu mengeluarkan suara keras. Bahwa ITU SALAH. SALAH yang mereka lakukan.

Kehidupan dari kisah ini aku banyak mengambil pelajaran untuk ku yang akan menuju "munakahat"  nantinya. Kisah seorang istri yang harus banyak menjaga kesetiaan dan menjaga diri dari dosa. Suami adalah tempat yang paling istimewa apapun itu, ini bagiku. Tak ada istri yang bisa poliandri, ini tak dibolehkan agama. Walaupun poligami hukumnya boleh, tapi aku tak ingin dipoligami. Karena aku yakin akhir zaman tak ada ikhwan yang mampu melakukan seperti Rasulullah SAW. Apapun itu penuh dengan diskusi pembelaan seorang ikhwan yang jelas aku tak ingin melangkah kesana. Perizinan seorang istri untuk dipoligami aku sepakat, tapi lagi-lagi aku tak yakin jika ikhwan akhir zaman bisa berbuat seperti Rasulullah.

Ingin memberi pesan moral dari kisah ini, tapi aku tak tau harus berkata apa. Hanya untuk ku mengambil pelajaran kelak jika menuju munakahat. Aku mengulang soal hati yang tak pernah berbohong. 
Buat seorang istri jagalah kesetiaan suami, hargai dan hormatilah dia. Jaga lah aib mu di saat dia meninggalkan mu kerja mencari nafkah. 

2 komentar:

Entri Populer

Sekilas

SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Mega Oc. - Saya Senang dengan anda mengklik informasi ini, berarti anda peduli dengan keberadaan blog ini, saya berharap ini bukan untuk pertama kalinya anda mengunjungi blog ini. Mudah-mudahan blog ini bermanfaat.

Sekilas Pesan

Belajar dan belajar sampai bodoh kembali. Tdk menginginkan org lain kecewa krn tingkah ku. Menabur kebaikan akan menuai berkah. Jadi tdk menabur angin agar tdk menuai badai.(' ',)