Kamis, 26 Januari 2012

Penuh Pertimbangan

Anak itu bernama Azzahrah, sementara menyelesaikan S2 nya di salah satu Universitas di kota istimewa. Yang lagi bimbang dan bingung meniti hidupnya. Di raut wajahnya tersembunyi beban-beban yang di embannya. Tak pernah cerita kepada siapa pun tentang apa yang dia alami. Sesekali dia terbuka dengan calon suaminya. Dia mengatakan seseorang itu calon suaminya, karena dia berharap Tuhan mengabulkan harapanannya, dia yakin harapan sebagian dari doa. Tapi dia ikhlas ketika dia tak di ridhai. Ciri khasnya ketika sesuatu hal menimpanya, "hadapi dengan senyuman, sambil berdoa". Hanya itu yang dia bisa. Keluarganya merasakan perubahan kepadanya selama di kota jogja. Menjadi wanita yang santun itu lah yang di rasakan nya.

Calonnya sama dengan nya, kuliah! Tetapi beda kota, dapat di tempuh 3 sampai 4 jam jika naik transport bis. Lelaki yang sangat cerdas, bertanggung jawab terhadap keluarganya. Sholeh dan ga muluk-muluk.


24 Januari 2012
Sudah! Kamu menikah saja... Nda ada salahnya toh kamu sekolah terus nikah. Aku menginginkan dan melihat cucu perempuan ku dari ibu mu menikah, setelah merasakan kekecewaan dari kakak mu yang baru-baru menikah. Kata seorang nenek kepada cucunya dengan ciri khas bahasa makassar nya, berbicara lewat telpon.
"Mendengar perkataan nenek, aku tak bisa apa-apa. Hanya bisa diam, dan berkata dengan nya "aku pikir-pikir dulu". Besok-besok telpon lagi yah nek, aku lagi sibuk. Kata wanita itu sambil mengarang alasan!

Aku siap batin jika harus menempuh hidup baru, yang tiap hari harus mengurus orang lain yang sudah menjadi sebagian hidupku. Tapi aku bimbang dan bingung. Apa ini perintah dari Tuhan atau hanya keinginan nenek?
Bagaimana dengan ibu dan ayah ku? Apa mereka sudah mengetahui keinginan nenek?

24 Januari 2012, Pukul: 20.00 WIB
"Assalamu alaikum...
"Maaf yah Zahrah ganggu malam-malam gini. Ayah sibuk?

Nggak! Kenapa nak? Ada yang penting, ada kendala dengan kuliahmu nak? "Kata sang ayah, sambil memanjakannya".

"Zahrah ingin cerita sesuatu yah, mungkin ayah sudah mengetahuinya???

Masalah nenek mu, yang menginginkanmu menikah?

"Iya yah! Menurut ayah dan ibu bagaimana, apa nenek sudah berbicara dengan ayah dan ibu? terus apa sudah ada pembicaraan sebelumnya ke semua keluarga dengan pertimbangan-pertimbangan semuanya???

Tadi nenek mu telpon setelah berbicara dengan mu. Kami berdua belum sepenuhnya setuju, karena takut konsentrasi mu pecah dalam perkuliahan. Sementara juga kami memikirkannya nak! Semoga kami mendapatkan solusi.

"Tapi yah, nenek akan menelponku lagi besok-besok. Ntah besok nya kapan yah. Zahrah bingung, dengan sebuah kalimat "NIKAH". Tapi punya makna besar dalam hidup ini. Apa yang akan kujawab yah???

Nak ayah sudah ngantuk, besok kita lanjut lagi disini sudah pukul 21.30 WITA. Sapa ayah, dengan memotong pembicaraan.

Ayah sangat percaya dengan ku dapat mengatasi permasalahan ini. Dia percaya dengan pola pikir yang ku miliki. Ayah tak pernah ragu dengan ku jika aku dihadapkan dengan masalah berat atau pun ringan. Tapi kali ini aku butuh mereka di kisah ini.

Aku tak tahu harus berbuat apa-apa dengan kata sederhana tapi penuh makna. Aku takut diri ku tak sanggup memenuhi itu ketika sudah berlangsung. Sementara aku masih sekolah. Aku takut suatu saat sekolah ku terganggu dan tidak konsent. Betul kata ayah dan ibu, toh mereka yang lebih tau tentang ku segala nya. Terus apa yang harus aku lakukan. Tuhan jika ini memang jalan hidup ku, tolong lakukan sesuatu buat perjalanan ini. Tuhan hanya Kau yang mampu menolong ku. Bukan siapa-siapa, dan siapa-siapa itu pun tidak mampu untuk ku. Tuhan.... Tuhan... Tuhann..... 

Apakah kisah ini aku harus berbicara dengan calon ku? Kalau dia menyetujui pendapat nenek, terus bukan dia jodohku?? "aahhhh aku belum siap, aku menyanyangi dia seorang"...

Tak hentinya kata Tuhan ku sebut demi berharap campur tangan Tuhan di dalam perjalanan kisah ini. Aku tak tau harus berbuat apa. Hati ini menginginkan menyetujui keinginan nenek. Tapi hati ini juga merasakan kasihan dengan calon ku. Aku tak mau membuat dia terbebani.

Satu hal yang menjadi ciri khas keluargaku, jika sudah menikah perempuan di lepas sepenuhnya dan menjadi tanggung jawab suaminya. Sementara calon ku juga masih sekolah, dia harus menanggung adik-adiknya untuk sekolah. Ketika aku menikah dengannya sementara sekolah, kasihan terlalu banyak tanggungan.
Aku punya planning setelah sekolah baru menjalankan sunnah itu. Biar dapat membantunya membiayai keluarganya dan keluargaku. Ini lah menjadi kebimbangan ku selama ini.

25 Januari 2012, Pukul: 05.00 WIB
Hp berdering, dengan nada panggilan keluarga. Dengan nick name "bunda suji". 
Dia lah nenek ku. Ciri khas makassar khususnya di keluarga ku, nenek di panggil unda. Dan kakek di panggil tetta. 
"Dengan bimbang dan bingung aku melihat hp ku berdering. Aku tak tahu harus berbuat apa. Aku menjadi wanita yang sangat bodoh, tak seperti biasanya diri ini tak mampu melakukan sesuatu. Aku tak tahu mau berbicara apa kepada nenek. 

5 panggilan tak terjawab, dengan mengabaikan panggilan nenek menjadi solusi saat ini. Dengan satu pesan terkirim "maaf nek zahrah sibuk, nanti zahrah sms kalau sudah sedikit longgar waktunya".
Alasan lagi keluar, dasar aku taunya hanya ngarang cerita. Sebagian lagi sudah merupakan sifat bohong. Berharap Tuhan tak marah padaku karena perlakukan ku terhadap nenek.
Kenapa sih aku tak bisa mengatakan "tidak". Kenapa sih aku tak berbicara saja dengan calon ku?

Nenek balas sms, dengan panjangnya:
Nak! kau mau tahu apa alasan ku menginginkan mu menikah? Selain kecewa dengan kakak mu yang tak dapat memberikan contoh ke keluarga kita. Karena kau cucu perempuan yang sabar dan santun, wanita solehah. Tak pernah membantah orang tua. Nenek bangga dengan mu, kau berbalut agama, hari-hari mu selalu kau sibuk kan dengan beribadah dan berbuat baik. Nenek yakin kau tak dapat mengecewakan suatu saat kau menjalani sunnah dan keinginan nenek ini. Nenek tak memaksamu memilih calon mu. Yang nenek inginkan kau menikah, melihat mu berbahagia disisa hidup nenek. Nenek yakin kau pasti punya calon soleh, nenek tak meragukanmu lagi. Nenek sudah berbicara ke semua keluarga, memang ada beberapa yang tak menyetujui ini karena melihat kamu masih sekolah. Tapi lebih banyak menyetuji, karena alasan kamu wanita solehah nak. Kamu sudah layak merasakan ini. Semoga pesan ini menjadi renungan buatmu... Wassalam...

Pukul  19.00 WIB,
Aku menelpon calon ku dengan  berbicara banyak tentang keinginan nenek dan keinginan sebagian keluarga. Dengan berbicara terbata-bata. Dan takut akan jawabannya.
"Mas pendapatmu bagaimana?

Dia menjawab, apa yang menjadi pertimbangan mu zahrah?

"Aku kasihan padamu mas, kamu banyak menanggung adik-adik mu. Aku takut kau akan terbebani. Sementara membiayai ku yang belum selesai S2 itu tidak sedikit. Kasihan kamu mas harus bekerja keras. Sementara kamu juga masih sekolah. Aku punya rencana, aku menyusun tesis sudah pembicaraan keluarga dan setelah ujian melaksanakan munakahat. Aku punya niat membantumu dalam pembiayaan keluarga mas.
Tapi aku takut juga mas, ketika berjalan kau menikah dengan wanita lain, hal ini belum siap aku terima mas jika terjadi.
Kau mengertikan dengan itu mas? Ini sudah ku pikirkan sebelumnya mas. Ini lah menjadi pertimbanganku mas. Kalau tak punya pikiran ini aku mungkin sudah lama mengajak mas menikahi ku. Tapi aku tak boleh egosi dengan memaksa keinginan nafsuh ini".

Lelaki itu terdiam, tak berkata apa-apa. Dengan wajah yang santai menutupi hatinya. Aku tau dia tak pernah mengeluarkan sakit dan pedihnya ketika berbicara pada ku. 
Dengan sebuah kalimat "kita sama-sama bersabar, istikharah", meminta kepada Allah agar di beri jalan. Semoga hari esok bisa mendapatkan jawaban dari kisah ini. Akan ku pikir kan tentang pertimbangan mu zahrah. Yakin besok berbicara dengan nenek, akan mendapatkan solusi. 

*bersambung....^_^
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Sekilas

SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Mega Oc. - Saya Senang dengan anda mengklik informasi ini, berarti anda peduli dengan keberadaan blog ini, saya berharap ini bukan untuk pertama kalinya anda mengunjungi blog ini. Mudah-mudahan blog ini bermanfaat.

Sekilas Pesan

Belajar dan belajar sampai bodoh kembali. Tdk menginginkan org lain kecewa krn tingkah ku. Menabur kebaikan akan menuai berkah. Jadi tdk menabur angin agar tdk menuai badai.(' ',)