Senin, 16 Januari 2012

Inilah Hidupku (Part I)

Salam hidup, kita pasti banyak mengalami cobaan serta rintangan yang ibarat luka yang menyebar menggorogoti dan melelehkan jiwa dalam kesendirian.

Kecenderungan untuk mengkambinghitamkan penderitaan hebat semacam ini pada peristiwa-peristiwa kebetulan dan pengalaman-pengalaman aneh, membuat kita tak mungkin mengungkapkan secara terbuka kepada orang lain. Pun saat dibicarakan atau dilukiskan, orang cenderung menerima dengan
komentar sisnis dan senyum ragu, sembari menghubungkannya dengan kepercayaan atau pendapatnya sendiri. Bagiku manusia belum menemukan obat bagi penderitaan seperti ini. Sempat berpikir, satu-satunya alternatif yang tersedia hanyalah berusaha melupakannya lewat bantuan anggur atau rasa ngantuk palsu persembahan obat tidur macam opium dan berbagai bentuk narkotika lainnya. Sayangnnya, efek dari obat-obatan ini cuma sementara, dan setelah beberapa saat, bukannya menenangkan malah menambah penderitaan itu sendiri. Aaahhhh....Niat itu batal dengan kesadaran sendiri...!!!

Akankah suatu hari nanti ada seseorang yang menembus tabir dari fenomena-fenomena supranatural ini dan mengenali sumbernya yang berasal dari pantulan jiwa, yang mewujud dalam ruang koma antara sadar dan tidak???

Akankah kuceritakan satu peristiwa sejenis yang kualami sendiri?? Begitu mengejutkan dan tak mungkin terlupakan. Sebuah sayatan pedih dan sedih yang akan terus meracuni seluruh perjalanan hidupku dari awal hingga akhir keabadian, yang tak akan dipahami oleh satu manusia pun. Meracuni kubilang? Yah, maksudku dalam pengertian bahwa hal ini sedemikian menyakitkan dan akan membekas sepanjang hayat.

Akan ku coba mengungkap apa pun yang teringat. Apa pun yang membekas dalam ingatanku tentang jaring laba-laba yang menghubungkan segalanya. Mungkin dari situ bisa ku tarik sebuah kesimpulan secara universal. Tidak! Aku hanya ingin memastikan setidaknya meyakini, karena buatku tak penting benar apakah orang lain mau percaya atau tidak. Aku cuma takut pada kematian yang menjelangku esok hari tanpa kuketahui, karena berbagai pengalaman telah menyentakku dengan kenyataan tentang adanya sebuah jurang mengerikkan yang memisahkanku dan membedakanku dengan manusia lain. Aku juga sadar, sepertinya lebih baik diam dan memendam pikiran dan perasaan ini. Kalaupun akhirnya ku putuskan untuk dituangkan dalam sebuah tulisan, semata-mata karena aku hanya memperkenalkan diriku pada bayanganku sendiri----bayangan yang meringkuk di sebuah kamar 3x2 kecilnya, dan dengan rakus apapun yang kutulis dari kisah yang ada. Hanya pada sebuah notebook aku bersedia bereksperimen untuk melihat apakah kami bisa lebih mengenal dengan lebih baik, karena sejak kuretas hubunganku dengan orang lain, aku hanya ingin mengenal diriku sendiri.

Sempat Pikiran Ngawur menghampiriku! Mungkin juga, tapi toh menyiksaku lebih dari realitas apapun. Bukankah orang-orang itu, yang sama dan berbagi kebutuhan denganku, punya keluhan dan hasrat seperti ku??? Atau?? Bayangan mereka hadir semata-semata untuk mencemooh dan mengolok-ngolokku??? Apakah segala apa yang kurasakan, kulihat, dan kulakukan itu murni angan-angan dan sama sekali jauh dari kenyataan???

Aku menulis khusus untuk sang bayangan yang menggelepar pada sebuah notebook di hadapan cahaya buatan. Harus kuperkenalkan diriku padanya.

Di dunia yang dangkal, penuh derita dan kemiskinan hati, untuk pertama kali kurasakan hadirnya seberkas cahaya menyinari sekujur hidupku. Sayang sekali cahaya itu bukanlah cahaya surya. Ia lebih merupakan pancaran astral dari cahaya bintang yang mewujud dalam sosok perempuan atau malaikat. Dalam rengkuhan saat yang berlangsung hanya sedetik itu, kusaksikan semua kemalangan hidupku, kutemukan dalam kebesaran dan kemegahan mereka. Kemudian cahaya itu minggat lagi kegelapan sebagaimana takdirnya. TIDAK! Aku tak mampu mengangkangi cahaya transenden ini untuk diriku sendiri.

Sudah sekitar---kurang lebih duabelas tahun berjalan. Namun kenangan semburat matanya yang menghanyutkan, tidak, kerlingan jahat sepasang mata itu, akan membekas selamanya. Oh bagaimana bisa kulupakan cahaya itu???

TIDAK! Tidak akan kusebut namanya, karena dia, dengan wajahnya yang penuh kesabaran, dan samar-samar yang menghanyutkan itu, dengan sepasang mata yang besar berpendar menjerat hati, yang telah kadung membuat hidupku terbakar dan meleh perlahan menyakitkan. Membuatnya tak lagi menjadi milik dunia yang dangkal dan kejam ini. TIDAK! Tak seharusnya kurendahkan namanya dengan keduniawian.

Pertemuanku selanjutnya dengannya membuatku menarik diri dari lingkaran manusia. Sepenuhnya kutarik diri dari lingkaran si malang dan si untung; dan dalam upaya melupakan, aku bernaung pada sebuah sifat tegar dan sabar. Kulewati dan masih kulewati berlalunya dibalik keempat dinding kamarku. Segala keberadaan ku telah lenyap di balik kungkungan tembok.

Aku hidup dari berbagai macam buku, dll; seluruh waktuku habis hanya untuk membaca, dan mengikuti kegiatan kampus; yang pulang tengah malam tak selayaknya seorang perempuan--bergelut di organisasi, kumpul dan kajian di sekret itulah ciri khasnya organisatoris. Sengaja kupilih profesi konyol ini untuk membuhuh waktu. Aku mengatakan konyol karena tak layak perempuan sampai dirumah dengan pukul 03.00 subuh.

Dewi fortuna menempatkan rumahku di sebuah kota, tempat yang berisik dan bergaya hedonistik. Jauh dari apa yang ku harapkan. Di sekeliling yang hanya penuh dengan permasalahan, dan sebuah rumah yang penuh dengan hiruk pikuk problema...!!! Aku tak tahu orang gila mana atau arsitek sakit jiwa mana yang membangun rumah ini dulu. Tapi kala mataku terpejam tak hanya sudut dan celahnya yang mewujud dibalik kelopak mata. Bisa kurasakan pula adanya tekanan dipundak. Sungguh, rumah ini hanya mungkin dilukis pada tutup-tutup kota pena zaman hedonistik.

Harus ku tulis semua peristiwa ini untuk meyakinkan diriku bahwa mereka tak hanya sekedar imajinasiku sendiri. Harus kujelaskan kehadiran mereka pada bayanganku di sebuah notebook. Lagi pula sebelum kejadian ini aku hanya punya satu sumber keceriaan dan ketenangan. Biasanya aku membaca dibalik keempat dinding kamarku saja, dan aku sudah terbiasa menghabiskan waktu dengan kesenangan konyol itu yang sangat monoton. Dasar hidup yang tak punya hiasan apa-apa. Belajar, belajar...!!! Tapi sejak ku saksikan kedua mata itu, setelah kusaksikan kemolekannya dengan mataku sendiri, segala kegiatan dan gerakan jadi kehilangan makna sama sekali. Yang aneh dan menakjubkan pertemuanku pada cahaya itu. Hati dan perasaan ini memeliki ikatan batin yang sangat kuat. Oh...!!! Sekitar 8 tahun membisu...!!!

Aku sudah terbiasa hidup monoton yang harus belajar dan terus belajar. Tapi sangat menginginkan apa yang mereka rasakan dari sebuah perjalanan hidup. Refresing dari sebuah kehidupan diriku hanya berjalan ke gramedia. Di sebuah tempat penuh dengan karangan penulis handal. Dan menemukan sebuah buku yang kisah hampir sama denganku. Pernahkah aku menemukan ini sebelumnya, atau mungkin terbawa mimpi????? Aku tak tahu!
Yang ku tahu adalah apapun yang ku baca selama ini selalu beputar-putar dari gambaran dan subjek yang sama---Agama dan agama ku...!!! Tanganku seolah bergerak sendiri, dengan merangkai kata menjadi sebuah tulisan, berupa kalimat punya makna.

Kini aku baru ingat satu peristiwa! Tadi sudah ku katakan aku akan menulis seluruh ingatanku, tapi penulisan catatan inipun terjadinya jauh kemudian. Walaupun harus diakui untuk kegiatan menulis inilah aku rela meninggalkan buku ku yang esoknya harus menghadapi ujian berat, tutup kotak pena sementara.

Semua orang berjalan berduyun-duyun di dalam suana haluan hedonistik. Agar tidak terganggu, kututup semua jendela kamarku rapat-rapat. Sekitar senja, saat aku tengah asyik-asyiknya menulis di depan cahaya buatan orang-orang beride kreatif, pintu tiba-tiba terbuka dan masuklah seorang adikku---setidaknya demikianlah akunya. Adik yang bagitu manja tapi punya watak yang agak keras. Aku sendiri harus mengalah menghadapinya. Entahlah berengkali dia seorang nahkoda menurutku atau apa. Ku pikir saat itu, ada yang ia akan katakan padaku---Yah selayaknya seorang kakak. 

Aku ingin seperti mereka yang pernah merasakan keceriaan dan kesenangan, sapaku! Aku ingin menjadi contoh dalam kehidupan ini. Tapi dan tapi aku butuh perhatian dan pendukung dari semua. Hati ku keras karena dihadapkan dari sebuah problema yang tak musti aku jalani. Sabar itu senjata utama ku. Aku ingin dipahami semua manusia. Tapi akankah semua cita dan cintaku dapat terwujud dari sebuah impian kosong tapi bermakna di balik kamar berdinding empat dengan tegaknya??? Ntahlah... Aku pun masih berharap samar-samar....


Baca Artikel Lanjutan:
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Sekilas

SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Mega Oc. - Saya Senang dengan anda mengklik informasi ini, berarti anda peduli dengan keberadaan blog ini, saya berharap ini bukan untuk pertama kalinya anda mengunjungi blog ini. Mudah-mudahan blog ini bermanfaat.

Sekilas Pesan

Belajar dan belajar sampai bodoh kembali. Tdk menginginkan org lain kecewa krn tingkah ku. Menabur kebaikan akan menuai berkah. Jadi tdk menabur angin agar tdk menuai badai.(' ',)