Senin, 23 Januari 2012

Ku Lepas Kau dengan Senyuman

Ku kenal dia sejak pertama ku di kota jogja. Fikr, inilah kesan pertama yang ku dapatkan tentangnya. Subhanallah Allah menganugrahkan keelokan padanya dengan mengindahkan rupanya. Fikr lelaki yang sangat tampan, kulitnya coklat, wajah yang begitu sempurna dengan dengan alis yang tebal. Bolamata yang indah dengan pancaran kecerdasan yang begitu jelas. Dia juga sangat wangi, wangi selayaknya seorang lelaki tampan, yang sampai sekarang masih mampu kuingat. Penampilannya juga sangat sederhana.


Awalnya aku hanya mampu mengaguminya sebagai teman yang tampan dan cerdas. Aku tak begitu tertarik untuk mengenalnya lebih jauh. Bukannya aku minder, namun pola pikir kami yang kurasa berbeda. Fikr sudah lebih jauh melangkah, karena dia seorang dosen.


Hal ini yang membuatku agak enggan mengenalnya lebih jauh. Hal lainnya karena aku seorang wanita yang sangat sederhana dan baru meranjak sekolah selanjutnya, selain dunia kampus, akupun hanya disibukkan dengan belajar, OL dan beribadah di kost. Namun aku kemudian merasa ada yang kurang dengan keseharianku, aku merasa belajar dan beribadah saja tidak cukup, aku mencoba tuk beranikan menerbitkan tulisan ku di sebuah blog.

Ada yang menarik dalam tiap Online, aku selalu melihat Fikr beraktifitas lewat FB dan Twitter. Yah, aku selalu menemukan sosok Fikr di dunia itu. Dan silaturahmi pun terjalin, tukar nomor hp mulai di lakukan.
Aku semakin tertarik mengenalnya lebih dekat, Alhamdulillah Allah memberiku kesempatan mengenalnya lebih jauh. Padahal aku satu group dengannya di FB. 

Perkenalan itu berjalan, dengan tak ada masalah sedikit pun. Sudah ku katakan tadi pola pikir kami berbeda. Dia seorang dosen yang cerdas dan sangat dewasa. Berbicara dengannya aku hanya takut salah. Pertemuan ku tak sering, kami hanya dapat berkomunikasi lewat ponsel atau Online di FB, karena kami berbeda kota.  Kami saling berbagi, saling memberi perhatian dan kasih sayang. Aku harus bersikap selayaknya seorang wanita yang aku cita-cita kan, yakni menjadi wanita yang sholehah, agar mendapatkan lelaki yang sholeh, aku meyakini janji Tuhan "wanita baik akan diberikan lelaki yang baik, begitu pun sebaliknya". Berharap keyakinan itu Fikr.

Tapi entah mengapa setiap melihat dia Online dan update status atau melihat akun nya, selalu ada sesuatu yang mengumbar hati ini, seraya kecemburuan menimpa ku. Aku tau ini tidak pantas, karena kami belum resmi sekalipun. Hati ini selalu ku tahan demi hubungan baik ku dengannya. Aku takut jika aku menceritakan apa yang ku rasakan, dia akan menjadi bosan dan merasa aku terlalu berlebihan. Karena itu tadi, kami beda pola pikir. Masih ternginang seorang ibu di transjogja berkata: "Seorang wanita sanggup menyembunyikan rasa cintanya berpuluh-puluh tahun. Namun sayang! Seorang wanita tak mampu menyembunyikan rasa cemburunya walau hanya sesaat".
Ini benar, benar kata ibu itu. Tapi aku tak sanggup menceritakan perasaan ini kepadanya, bahkan menceritakan kepada orang lain. Aku hanya menyayanginya karena Allah, sapaku dalam hati.

Aku merasa aku wanita yang tidak layak untuk hidup bersamanya kelak. Dia pasti mengimpikan seorang wanita yang lebih dari aku. Lebih smart, cantik dan keren. Sedangkan aku, hanya wanita yang mengandalkan agama menjadi senjata. Dengan penampilan yang sederhana, pasti dia merasa malu.
Semua ku rasakan tak pernah aku menceritakan dengannya. Aku hanya menceritakan kisah ku, itu hanya menutupi apa yang ku rasakan ketika menghadapinya. Hanya terpendam, tak lain dan tak bukan aku hanya menyayanginya tulus karena Allah. 

Sudah beberapa bulan hubungan ini. Tapi aku merasa akhir-akhir ini aku kehilangan sosok penyayangnya. Tak ada lagi perhatian di awal ku kenal dia. Aku hanya mengingat dengan kata orang-orang, lelaki hanya mengumbar keromantisan di saat awal perkenalan. Padahal hal-hal negatif berusaha aku tepis di hubungan ini. Lagi-lagi aku menahan perih. Tiap malam ingin sms atau telpon, aku hanya merasa takut mengganggunya.

Terkadang berpikir hati dan harapan ini sirna dengan tingkah lakunya, tapi aku tak boleh egois. Tidak apa-apa aku merasakan perih ini, asal dia tidak perih karena perbuatanku. Suatu saat, tahun yang dia tunggu-tunggu, dan akan mendapatkan yang terbaik dan lebih cepat ingin melaksanakan sunnah Rasul nya. Aku sudah siap, siap dia tinggalkan. Aku punya alasan, suatu saat tak mau dia sakit jika bersama ku. Tak mau dia menderita batin karena ku.

Aku akan ikhlas jika suatu saat aku tak bersamanya. Ku lepas kau dengan sebuah SENYUMAN indah dari ku, yang mempertandakan bahwa aku menyayangimu. Dan menginginkanmu yang terbaik, melangkahlah bila itu yang terbaik menurutmu...^_^
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Sekilas

SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Mega Oc. - Saya Senang dengan anda mengklik informasi ini, berarti anda peduli dengan keberadaan blog ini, saya berharap ini bukan untuk pertama kalinya anda mengunjungi blog ini. Mudah-mudahan blog ini bermanfaat.

Sekilas Pesan

Belajar dan belajar sampai bodoh kembali. Tdk menginginkan org lain kecewa krn tingkah ku. Menabur kebaikan akan menuai berkah. Jadi tdk menabur angin agar tdk menuai badai.(' ',)