Senin, 23 April 2012

World Book Day


 My book in boarding room

Setiap Tanggal 23 April menjadi hari yang dipilih secara simbolik untuk merayakan dunia literatur. 

Sejarah dari “World Book Day” pada 23 April 1616, Cervantes, Shakespeare, dan Inca Garcilaso de la Vega telah wafat. Sementara Maurice Druon, K. Laxness, Vladimir Nabokov, Josep Pla, dan Manuel Mejía Vallejo lahir pada tanggal sama.

United Nations Educational, Scientific, dan Cultural Organization (UNESCO) menggunakan hari ini sebagai peringatan untuk buku dan penulis. Organisasi PBB untuk budaya dan pendidikan ini mengajak para pemuda agar gemar membaca untuk memberi kontribusi bagi pergerakkan sosial dan budaya. Ide perayaan ini berawal dari Catalonia, Spanyol. Orang di daerah ini memiliki tradisi memberikan mawar sebagai hadiah ketika Anda membeli buku.  

Tahun ini juga merayakan ulangtahun ke-80 dari Index Translationum. Bibliografi internasional buku terjemahan ini menjadi cara unik untuk mengawasi jalur penerjemahan di dunia. UNESCO akan menggelar debat pada hari ini untuk mempertemukan peneliti, pakar penerjemah, ahli pemasaran buku, dan pengguna Index Translationum. Tema peringatan tahun ini mengambil tema Buku dan Terjemahan.

Kata Direktur Jendral UNESCO, Irina Bokova pada laman Unesco.org: "Menerjemahkan menjadi prinsip penggerak perbedaan kreatif kita yang memperkaya setiap bahasa melalui kontak dengan bahasa lain".

Ada juga yang berbentuk “digital” yang tersebar lebih luas. Konon katanya perpustakaan Digital Dunia menyimpan dokumentasi mengenai Indonesia sebanyak 33 buah, terdiri dari foto dan naskah tua. Disana memperlihatkan kondisi Indonesia sejak 1800. Dokumentasinya menunjukkan banjir di Jawa hingga Gunung Semeru, katanya dapat di akses secara digital.

Buku kuno milik suku Batak, Sumatera Utara juga masih disimpan oleh  Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies (Institut Studi Asia Tenggara dan Karibia Kerajaan Belanda). Naskah kuno yang terbuat dari kulit kayu ini berjudul Pustaha

Isi naskah yang ditulis dalam aksara Batak ini menuliskan mantra yang hanya bisa digunakan pemimpin spiritual Batak dan muridnya. Pustaha disebut sebagai pelindung melawan kejahatan. Sayang, naskah bernilai sejarah ini masih bermarkas di Leiden, Belanda.

Perpustakaan digital yang dapat "mengawetkan" buku tua dan melancarkan penjualan perangkat dengan fitur yang mendukung e-book. Bahkan, Sony pekan lalu meluncurkan katalog buku digital Sony Ebook Reader Library. 

Format ini pun menyimpan masalah. Laman Which.co.uk menunjuk Amazon menghindari pajak dengan e-book. Sejak 2006, perusahaan ini memindahkan hak kepemilikan bisnis perusahaannya di Inggris ke Luxembourg, Eropa. Tujuannya untuk mendapatkan pajak hanya 3 persen untuk penjualan e-book. Kebijakan Amazon ini berlangsung hingga 2015.

Strategi ini dapat memenangkan Amazon dalam persaingan e-book. Perusahaan ini dilaporkan memegang 90 persen pangsa pasar e-book dengan harga rendah yang sulit ditandingi retail lain.
Apple menggunakan strategi menandingi Amazon. Langkah ini malah mendapat respon gugatan Departemen Kehakiman Amerika Serikat. Apple dituduh berkolusi dengan penerbit untuk menaikan harga e-book.

Gugatan ini ditampik Apple dengan menyebut Amazon melakukan monopoli untuk menekan penerbit. Menurut Apple seperti dikutip dari Mactrast.com, penerbit dapat menentukan harga iBookstore. Persaingan harga menjadi problem dalam pemasaran buku versi digital. 

Menurut UNESCO, kesuksesan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia ini bergantung kepada dukungan semua pihak yang terlibat. Penulis, penerbit, pengajar, pengelola perpustakaan publik dan institusi, LSM kemanusiaan, serta media massa. Vivanews.com
oo0oo

Bagi penulis yang tak terpublikasikan jangan resah! Hari ini juga buat kalian. UNESCO telah berfatwa sedikit untuk kalian. (Termasuk saya! Walau hanya seputar blog mencurahkan karya, saya tak memperdulikan itu yang jelas berawal dari sini saya berkarya buat orang-orang yang berkunjung di sebuah coretan kecil yang di fasilitasi oleh Google-Blogspot). 

Pusat minat baca ada di Indonesia, yakni kota Yogyakarta! Sangat jelas ketika di toko-toko buku “Shopping” terlihat tiap toko orang-orang mencari buku yang di inginkan. Pada saat pameran, setiap harinya gedung di penuhi dengan peminat dalam membaca. Ilmu tersirat di setiap detak jantung dan setiap langkah! Bahkan bisa saja hembusan nafas dan kedipan mata menjadi sebuah nilai yang tertangkap lugas.

Buku adalah emas bagi saya. Membaca adalah salah satu hobby saya! Seputar buku, membaca dan menulis akan menjadi aktivitas sepanjang hayat hidup ini. Melalui kemauan dalam menjalankan proses pikir, adanya konteks “banyak membaca buku”, setelah membaca diri sepertinya terpacu dan tidak sengaja tangan ini akan bergerak dengan sendirinya menuangkan setiap inspirasi dari beberapa karangan dan kedipan mata yang tersirat ilmu itu, walau hanya sederhana, akan menjadi sebuah alur pikir untuk terus mengungkapkan wacana soal keilmuan.

Hari ini juga saya mendapatkan inspirasi dari seorang wanita yang berdomisili di daerah perbatasan, Sherliana Ily. Wanita itu menyatakan diri lewat group FB Alumni HPMN-KT bahwa minta baca dalam dirinya telah melekat! Sempat beliau mengomentari catatan yang saya post ke group itu “De Mega, Buka cafe Baca coba di Nunukan, susah nyari bahan bacaan di Nunukan”. Kalimatnya penuh harapan dan doa buatku! Setelah membaca komentar pertama saya tak berpikir panjang dan tak banyak pertimbangan untuk membuat suatu tempat yang bisa di kunjungi sang peminat baca di daerah sana. Saya masukkan dalam list harapan itu! 

Masih di dalam. Hari ini saya jadikan lahirnya ide pertama saran dari seorang wanita yang suka baca, untuk mendirikan “suatu tempat membaca” di daerah kecil, namun tak lepas dari sifat dan gerak baca. Orang-orang yang mencintai buku dan memiliki visi dan mencerahkan Indonesia melalui membaca, membantu membangun impian anak-anak dan remaja, serta masyarakat di daerah tersebut, melalui “tempat bacaan yang representatif. 

Saya sempat membaca dalam media Harian Pagi-Padang Ekspres, Ketua Komunitas Padang Membaca, Yusrizal KW mengatakan “Apa yang kita lakukan hari ini, setidaknya mengajarkan kepada masyarakat bahwa tanpa menunggu bantuan pemerintah pun kita bisa berbuat yang lebih baik untuk kota dan bangsa ini. Artinya, tidak usah terlalu berharap kepada bantuan pemerintah untuk bergerak atau melakukan sesuatu. Sebab, mungkin pemerintah terlalu sibuk, banyak yang diurusnya. “Alangkah baiknya, kita bergerak bersama-sama melakukan apa yang kita bisa untuk mencerdaskan bangsa ini. Semakin banyak orang tercerdaskan dengan membaca, terutama anak-anak dan remaja, maka semakin besar pula harapan kita, Indonesia akan lebih baik dan cerah di masa depan.”

Semoga ini tak hanya menjadi sebatas “harapan dan planning”. Tak ada yang tak bisa kita lakukan selain berusaha dan mencoba. Saya yakin dan percaya tak ada orang yang hanya melihat dengan lototan membludak ketika hati dan pikirannya bergerak soal kepeduliaan kotanya. Menyebarkan virus kepada satu orang yang berkualitas, akan menebarkan bunga-bunga yang mewangi sepanjang hari dengan senyuman (karena kecerdasan dan keilmuan). :)


Happy World Book Day

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Sekilas

SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Mega Oc. - Saya Senang dengan anda mengklik informasi ini, berarti anda peduli dengan keberadaan blog ini, saya berharap ini bukan untuk pertama kalinya anda mengunjungi blog ini. Mudah-mudahan blog ini bermanfaat.

Sekilas Pesan

Belajar dan belajar sampai bodoh kembali. Tdk menginginkan org lain kecewa krn tingkah ku. Menabur kebaikan akan menuai berkah. Jadi tdk menabur angin agar tdk menuai badai.(' ',)