Selasa, 17 April 2012

Catatanku dari Tellu Limpoe III


Selain aktivitas KKN, kami juga sering di ajak warga Pajalele weekend! Saya ingat sekali di waktu itu Pak Ishak namanya, kami di ajak ke tempat beribadah kepercayaan orang Tolotang (saya lupa namanya), tempat yang sangat tinggi, mendaki penuh dengan perjuangan. Kalau orang-orang dari kepercayaannya sudah terbiasa, jadi rasa lelah, tetesan keringat tidak menjadi halangan buat mereka untuk beribadah.

Tempat ritual yang sungguh luar biasa! Terlihat rumah-rumah kecil yang imut, pepohonan dan sesajen-sesajen terlihat dengan jelas. Di waktu itu ada beberapa keluarga yang sedang melaksanakan ibadahnya. Dengan membawa banyak makanan. Sempat kami di tawarkan dengan duduk bersama menikmati makanan itu, tapi kami hanya mengucapkan “terima kasih”, karena kami harus cepat kembali, Pak Ishak telah menunggu kami yang begitu cukup lumayan lama di gubuk kecil jualan jagung bakar.

Bersama Pak Ishak menikmati jagung sambil berbincang masalah kepercayaan itu. Bahkan ibu-ibu penjual jagung itu berkomentar dengan rasa penasarannya menyampaikan wacana ilmu tentang agama itu. Menurutnya Tolotang ada dua, Tolotang Towani dan Tolotang Benteng. Benteng campuran dengan Islam. Sedikit saya mengambil kesimpulan apa yang saya dan teman-teman saksikan di atas tadi itu berarti Tolotang Benteng, karena laki-laki itu memakai peci hitam, dan wanitanya memakai jilbab. Hal ini ku catat lagi dalam benak untuk saya tuangkan dalam tulisan manual lewat kertas HVS nantinya di posko.

Sepulangnya dari refresing itu saya dan teman-teman merencanakan aktivitas selanjutnya di hari esok! Yah tak lepas dari mengajar di sekolah-sekolah. Pernah pengalaman yang sangat asyik menurut saya! Ketika kegiatan kecamatan yang ketuai oleh saudara saya Anhar R melaksanakan kegiatan LDK yang di mana setiap sekolah memberikan rekomendasi untuk mengikuti kegiatan itu. Di saat itu saya di amanahkan untuk mengisi materi “Retorika”. Saya senang karena bisa berdialektika dengan siswa-siswa Tellu Limpoe, yang lebih mengasyikkan lagi pesertanya tidak hanya beragama Islam, tapi Hindu-Tolotang juga ada. Anak-anak Tolotang sangat cerdas, menurut data dari warga disana, setiap sekolah yang berperan aktif dalam kelas anak-anak yang menganut Tolotang. Saya masih sangat ingat sewaktu kegiatan futsal di lapangan Amparita ada warga Tolotang berbicara dengan saya, dia berkata "katakan pada orang-orang di luar Sidrap bahwa di sini ada agama yang hebat".

Pasca kegiatan itu saya mempunyai catatan lagi tentang kepercayaan itu. Tetapi belum puas untuk mengetahui seberapa besar perjuangan kepercayaan itu sehingga sekarang telah berdiri tegak bahkan mencetak regenerasi-regenerasi yang banyak setiap tahunnya. Menurut warga Tolotang, untuk mempertahankan eksistensi kami “untuk menjaga kemurnian kepercayaan Tolotang, kami tidak memperkenankan putri-putri kami menikah dengan orang luar”.

Sedikit tidaknya di Orde Baru ini mereka juga masih penuh dengan perjuangan mempertahankan kepercayaan mereka. Walaupun mereka di kenal dengan agama lokal. Saya masih penasaran dengan kepercayaan tersebut, saya masih ingin mengkaji dan meneliti kepercayaan itu. Bisa di katakan mereka menjadi warga minoritas karena hanya terkenal di bagian Selatan Amparita. Catatan saya yang tertumpuk dalam tas besar dengan lipatan kecil ku abadikan. Catatan itu akan menjadi pena kecil dalam laptop, walalu hanya selembar sudah cukup merupakan ilmu yang sangat dahsyat menurutku. Karena usaha yang di berikan amanah dari kampus di jalankan sesuai dengan kemampuan sembanri belajar dan bersilaturahmi dengan warga Tellu Limpoe. J

Dan berakhirlah kewajiban saya dan teman-teman mengaktualisasikan diri di masyarakat. Malam-malam terakhir berbagai posko mengadakan kegiatan acara perpisahan bersama masyarakat setempat. Dua bulan tidaklah lama untuk berinteraksi dan saling memahami dengan warga Tellu Limpoe. Rupanya kepulangan kami menyimpan jejak dan kenangan haru buat masyarakat Tellu Limpoe. Tetesan air mata membuat mata ini semakin termotivasi akan kembali ke kota itu. Ketertarikan ini karena saya dan teman-teman di fasilitasi dengan santunan. Suatu kesyukuran dengan masyarakat desa, mereka masih punya toleransi, bersatu dan saling sapa. Saya hanya mampu berterima kasih yang telah banyak memberikan ilmu bijaksana. Suka duka telah di jalani secara lapang dada.

Rasa keinginan besar untuk kembali ke kota itu, meneliti kepercayaan Tolotang. Saya baru mendapatkan sedikit data dari berbagai pengalaman berdialog dengan penganutnya selama berKKN! Saya masih punya rasa penasaran dengan agama lokal itu. Akhirnya sekarang, selama setahun saya mampu membuat tulisan tentang kepercayaan itu. Dari data sedikit, dan berbagai tulisan-tulisn serta karangan buku yang pernah menulis dan meneliti tentang kepercayaan itu.

Menurut data saya, 45% mahasiswa S2 dan S3 meneliti eksistensi agama lokal itu. Tak membuat tekad saya runtuh, bahkan peneliti sebelumnya saya jadikan refrensi. Saya tidak puas ketika saya tidak melakukan penelitian itu sendiri, karena saya juga ingin tahu. Alhamdulillah akhirnya makalah itu selesai dengan judul “Hak Minoritas-Eksistensi Identitas Kepercayaan Tolotang Towani”, saya jadikan tugas Ujian Akhir Semester saya dalam mata kuliah Pendekatan dalam Pengkajian Islam yang di ampuh oleh Pak Yusdani (Pusat Studi Islam-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta).
Jika teman-teman ingin memiliki makalah itu, silahkan catat emailnya di komentar, saya akan kirim hasil survey dan penelitian saya selama KKN di Tellu Limpoe. Sebuah catatan biasa yang menjadi penasaran saya selama setahun di ramu, baru awal bulan April tahun 2012 ini rampung… J


Terima kasih buat guru-guru dan kepala sekolah di berbagai sekolah yang banyak memberikan sumbangsih pemikiran dan tenaga selama saya KKN di Pajalele Tellu Limpoe...
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Sekilas

SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Mega Oc. - Saya Senang dengan anda mengklik informasi ini, berarti anda peduli dengan keberadaan blog ini, saya berharap ini bukan untuk pertama kalinya anda mengunjungi blog ini. Mudah-mudahan blog ini bermanfaat.

Sekilas Pesan

Belajar dan belajar sampai bodoh kembali. Tdk menginginkan org lain kecewa krn tingkah ku. Menabur kebaikan akan menuai berkah. Jadi tdk menabur angin agar tdk menuai badai.(' ',)