Selasa, 01 Mei 2012

Menjadi Manusia yang Mulia

Sepertinya memang susah ketika berusaha menjadi manusia mulia di hadapan manusia lain! Kita punya hak individu, tapi perlu di ingat juga kita di batasi dengan hak individu yang lain. Satu hal yang menjadi penyakit kronis tiap manusia adalah selalu mengedepankan ego tanpa berpikir secara rasional.

Sigmun freud: “orang berilmu dan berseni maka dia beragama, tapi ketika orang itu tidak berilmu dan berseni maka sebaiknya dia beragama”.
Sedikit kesimpulan yang sederhana dari freud yakni “menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan”.

Logika sederhana, orang yang punya dasar iman saja terkadang tidak mampu mengendalikan egonya, bagaimana jika orang itu tidak punya iman sama sekali. Saya yakin dan percaya, tiap agama mengajarkan penganutnya hal baik mulai dari lahirnya dia sampai ke liang lahatnya. Ketika tiap manusia tak mempunyai hal ini, bisa saja atheis berperan lagi dalam dirinya. Dari kecilnya kita mendapatkan ilmu di bangku sekolah, ketika kita meneruskan dalam ranah perkuliahan yang menggantikan dari “siswa ke mahasiswa” berarti kita adalah orang-orang yang beruntung, merubah pola pikir kekanak-kanakan kita menjadi proses pendewasaan. Saya katakan beruntung, karena tidak semua orang mampu melakukan hal yang sama dengan kita. Mempunyai semangat tinggi untuk sekolah. Tapi ketika proses itu hanya stagnan tak merubah sikap kita, sama halnya kita menjadi orang yang paling merugi di dunia (Dr. Aidh Al Qarni). 

Ternyata untuk melakukan perubahan tiap diri tidaklah mudah. Tapi ketika perubahan itu di dalamnya terbungkus dengan kemauan dan tekad untuk mempermudah pasti dapat terjadi perubahan itu. Memang orang tua adalah faktor utama yang menopang anaknya menjadi manusia yang mulia. Terkadang orang-orang melihat dari karakter seorang anak, lalu mengambil kesimpulan watak orang tuanya. Tapi saya juga masih teringat kata Prof. Nur Syam (Rektor IAIN Sunan Ampel), “kita tak bisa mengklaim dan menilai tiap orang dari luar, kita harus masuk dalam psikologinya, agar kita paham sehingga pemberantasan itu bisa di lakukan”.

Yupzzz!!! Tidak ada salahnya ketika kita berusaha menjadi manusia yang mulia di hadapan Sang Pencipta dan Hamba-Hamba-Nya. Santunan kepada Hambanya itu lebih baik, setiap ada masalah di musyawarahkan. Ketimbang menjadi wanita yang suka bergosip! Makanya selalu saya menekankan, bagaimana baiknya berusaha merubah penilaian orang-orang tentang “wanita itu sukanya gosip”. Memang wanitalah yang mengkonsepsikan, sehingga penilaian itu muncul bahkan merebak sampai ke pelosok dunia. (kok berbicara wanita sih) contoh sederhana dan sekilas info.. 

Mau baik! Nasehat dari orang gila juga di pertimbangkan, karena sesungguhnya orang gila itu bukanlah kemauannya menjadi seperti itu. Menurutku dia tidak gila, hanya beda pespektif kepada yang lebih normal. Dia masuk dalam dunia dan alam yang beda dengan yang lebih normal. Orang itu juga mampu membedakan yang mana makanan dan benda, ada rasa haus ada juga rasa laparnya. Ketika dia menyebrangi jalan dia juga melihat kanan-kirinya mengontrol kendaraan. Ketika dia mendekatkan diri kepada yang normal, sebenarnya dia hanya ingin mencari teman untuk menghibur di dunianya yang beda. Artinya orang gila saja berpikir keras tentang hidupnya agar menjadi manusia yang baik dan mulia. Lebih baik mengatakan “selamat tinggal orang gila, namun tampak waras. Dari pada tampak waras namun tergila-gila dan gila beneran. Wah ini yang repot teman’s.

Yah! Kenapa kita yang normal tidak mampu dan bisa melakukan hal itu? Kalau kita di tanya soal agama, kita menyebutkan salah satu agama dari enam agama yang di akui pemerintah. Atau jangan sampai agama kita adalah agama keturunan dari ayah dan ibu, bisa jadi agama ikut-ikutan tanpa menganut secara detail dan menjalani secara tulus. Kata seorang teman “ga apa-apa to yo ikut-ikutan ga melakukan secara tulus, yang penting punya agama mba, ketimbang atheis kan lebih berdosa”. Ini menjadi alasan teman’s, sehingga dalam diri manusia tak lagi mampu berusaha berbuat baik dan mulia di hadapan Tuhan dan Hamba-HambaNya. Lalu kata seorang kakek “ berbuat baik itu tak perlu di tunda-tunda selama masih ada kesempatan kita melaksanakannya”.

Berusahalah jadi manusia yang lebih mulia

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Sekilas

SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Mega Oc. - Saya Senang dengan anda mengklik informasi ini, berarti anda peduli dengan keberadaan blog ini, saya berharap ini bukan untuk pertama kalinya anda mengunjungi blog ini. Mudah-mudahan blog ini bermanfaat.

Sekilas Pesan

Belajar dan belajar sampai bodoh kembali. Tdk menginginkan org lain kecewa krn tingkah ku. Menabur kebaikan akan menuai berkah. Jadi tdk menabur angin agar tdk menuai badai.(' ',)