Rabu, 08 Februari 2012

Eksistensimu itu lebih mulia, ketimbang di paksa buat menjadi KEMULIAAN

Aku masih teringat kata-kata seorang dosen Hukum, "memilih sekolah dan sekolah lagi itu adalah perjalanan sepi, menundukkan diri pada kebenaran yang bisa jadi tidak semua orang suka hingga menuju absolutely truth".


Aku sepakat dengan kata-kata beliau. Sedikit cerita beliau juga salah satu motivatorku dalam belajar. Ga pernah putus dengan baca buku. Cinta terhadap buku itu menjadi kebiasaannya. Makannya nomor dua sapanya. Sempat tersenyum melihat kebiasaan itu. Kok sama...:P

Orang tua kita punya hadarapan besar buat anak-anaknya! Keinginan besar menjadikan mereka anak yang bermartabat. Menjadi anak kebanggaan, dan menjadi anak yang patuh. Harapan itu kelak menjadi penandu semua orang.
Menyekolahkan anak menjadi salah satu cara terbaik buat kesuksesan dan mencapai harapan itu. Sekolah tinggi-tinggi sana, jadi anak kebanggan. Kata-kata orang tua keluar tulus, terucap tak punya halangan, itu lah lidah yang tak bertulang halus keluar bagai lembaian daun yang jatuh tak pernah mengeluh.
Keringat yang jatuh tak perduli berapa jumlahnya, hanya besar untuk anak-anaknya. Telpon dari kejauhan dari seorang anak, dilayani sepenuhnya. Hanya karena harapan-harapan tadi. Aku yakin setiap orang tua hanya butuh kejujuran seorang anak. Itu sudah pasti...

Berasal dari sebuah kabupaten kecil yang berada di Kalimantan Timur. Terkenal tempat itu, semua anak-anaknya belajar melanjutkan sekolahnya jauh, merantau kan diri. Dengan pulang jika terdapat libur.

Sedikit cerita tentang anak-anak disana. Punya semangat besar dalam sekolah, punya kemauan besar dalam merubah pemikiran daerahnya. Sekolah jauh jadi anak perantau, memetik ilmu sedikit demi sedikit. Mereka yakin itu akan menjadi hasil buah dari usaha.

Memang dinamika individu berbeda dalam meniti setiap proses menuju karirnya. Ada yang selesai tepat dalam 4 tahun bagi S1, ada juga yang lebih dari itu. Itu lah mahasiswa, tidak heran lagi. Semua sudah menjadi biasa di daun telinga manusia.

"Bersifat lah seperti padi, semakin berisi semakin menunduk", kata pepatah ini tidak lagi lumrah di telinga seorang perjalanan penempuh yang sepi...

Sebut saja ini dialog antara Boy dan Anggi...
Apa kabar, kata Boy? "baik...sapa Anggi... 
Sudah lama di jogja? "alhamdulillah hampir 5 bulan.. 
Di sini ngapain? "hhmmm... tuntutan sekolah aja...:) 
S2? "Alhamdulillah Tuhan berikan rezeki dan kesempatan...  
Tanpa pertanyaan Anggi, Boy langsung menjelaskan eksistensinya di jogja, "Saya juga sudah selesai, tinggal ambil ijazah di kampus. Tapi mau tinggal-tinggal dulu di jogja, karena masih suka dengan suasana sini. Saya kerja juga di sini. Dengan gaya parlentenya duduk sambil merokok, dan membusungkan dada...(padahal menurut teman-temannya Boy belum selesai, masih banyak kuliahnya yang belum di selesaikan)...

Lain dengan kisah Robbi dan Rita:

Aslinya Robbi kuliah di Pare-Pare Sulawesi Selatan. Dengan niat dan tujuan yang sama menuntut ilmu sesuai harapan orang tua nya. Dan Rita adalah mahasiswa kuliah di jogja. 
Kamu di jogja yah, sapa Robbi..??  "Iya... jawab Rita.. 
Saya minta tolong di carikan buku, besok saya kirimkan uangnya dan sekalian sms buku yang harus di beli. Ok.... jawab rita lagi. 
2 hari kemudian Robbi telpon Rita dengan menanyakan buku yang di pesannya. Seiring berjalannya waktu, Robbi menceritakan tentang pengalaman sekolahnya selama di Universitas. 
"Saya kuliah di UI Jakarta, ambil Tehnik Elektro. Sudah lama saya di sini. Di antara anak-anak dari daerah kita hanya saya yang kuliah di UI Jakarta. Saya biayai kuliah sendiri, SPP saya 2,1Juta. Yah tau lah orang tua saya hanya menjual parut kelapa". (berbicara dengan nada yang ingin di jempoli dari Rita).

Satu hal yang membuat aku kasihan dengan anak-anak yang ingin sekolah tinggi merubah peradaban daerahnya, tapi lengser karena kebohongan yang nota bene ingin di jempoli. Pertanyaan kemudian, kenapa harus meninggikan derajat jika hanya ingin di puji, dengan memakai strategi bohong pada publik???

Bersikap apa adanya di depan orang lain tentang keberadaan kita, itu lebih mulia ketimbang di paksa menjadi KEMULIAAN yang hanya ingin mendapatkan pujian. Kejujuran menjadi hal menuju kesuksesanmu kelak. Tak perlu repot membuat cerita jika ingin terkenal menjadi seorang yang hebat, cukup dengan apa adanya seorang diri, alam akan menjelaskan siapa kita.

Bergesar harapan orang tua terhadap anak. Doa dan usaha bertebaran buat anak tak pernah henti. Tapi apa lah daya, di belakang mereka mempercikkan sebuah eksistensi yang perkasa tak bertahan kokoh. 
Hanya tinggal doa buat mereka, mereka yang berlebihan dalam meniti proses karirnya. 

"Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang saya lakukan, saya paham"

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Sekilas

SELAMAT DATANG

Selamat datang di Blog Mega Oc. - Saya Senang dengan anda mengklik informasi ini, berarti anda peduli dengan keberadaan blog ini, saya berharap ini bukan untuk pertama kalinya anda mengunjungi blog ini. Mudah-mudahan blog ini bermanfaat.

Sekilas Pesan

Belajar dan belajar sampai bodoh kembali. Tdk menginginkan org lain kecewa krn tingkah ku. Menabur kebaikan akan menuai berkah. Jadi tdk menabur angin agar tdk menuai badai.(' ',)