Kalau Tuhan Sang Penggoda,
barangkali aku Hambanya yang tak mampu dengan godaan itu. Masih tentang kisah merajut
soal cinta dan kerinduan. Jatuh cinta memang mematikan tiap rol sendi yang
tersebar dalam tubuh ini. Bingung, sedih, bahagia, bahkan senyum pun penuh
dengan misteri.
Terkadang aku berpikir,
seolah-olah Tuhan sedang main game untuk hidup ini. Rencana apa lagi Tuhan dari
sekian banyak ujian yang aku rasakan. Ingin ku meretas kebebasan itu, tapi tak
kuasa dengan kedua tangan dan satu pikiran yang kau ciptakan.
Desember 2012!
Aku merasakan di bulan ini,
seolah meteor jatuh yang tak memberikan rambu bahkan permisi sedikit pun! Bahagia
campur sedih yang meringkih. Ditpertais memberikan informasi tentang kelulusan
tulisan yang ku kirim untuk di buku kan. Sedihnya mendengar hal yang mengusik
hati ku. Aku tak tahu, apakah tulisan itu terbentuk ada campur kisah hati yang
meringkih atau kisah cinta yang menjadi motivasi ku.
Di bulan ini kita berjumpa,
kembali merajut kasih. Berjalan mengobati rindu yang dalam! Belum sempat
terpikirkan tentang melanjutkan hidup yang baru di antara kita. Aku yakin,
pikiranmu masih secerca sekolah dan belajar. Itu tak jauh beda dengan ku yang
lebih muda dari umurmu.
Seketika mungkin, dengan sekedip
mata kita berpisah lagi. Pertemuan kita tak ada 24 jam tiap kau ke Jogja, terus
pergi lagi. Nanti selanjutnya dengan waktu yang tidak di tentukan, mungkin
semarang-jogja masih bertahan dan bersabar hati ini. Aku tak akan pernah sadari
dan tak mampu menebak bentuk sabar seperti apa lagi nantinya? Terlalu naif aku
tersenyum jika melihatmu pergi atau berangkat nantinya.
Selalu kau mengatakan jangan
pikirkan yang belum terjadi, tapi kekhawatiran ini tak seperti hatimu. Pikiran
seorang perempuan bentuknya beda dengan seorang lelaki. Suatu saat akan terjadi
yang akan meneteskan air mata yang banyak.
Pikiran mulai merajut kisah
sedih, sementara tugas dari Ditpertais belum selesai. Oh Tuhan, ini godaan
apa, bentuk ujian? Mau mencoba dan membuat hati sekeras baja? Jangan berlebihan
Tuhan, Hamba takut akan menjadi wanita yang keras dan egois. Masih ada jalan
hidup yang beda belum Hamba rasakan! Tuhan aku meringkih sakit dengan kabar
perjodohan itu tentangnya. Namun aku tak boleh memaksa kehendak karena
keegoisan ku. Berusaha sabar dan ikhlas, TAPI.....
Kehidupan menawarkan
pilihan-pilihan dengan kadar rasa sakitnya masing-masing. Niat baik saja tak
cukup untuk membawa seseorang kembali ke Hadirat Tuhan dengan rela dan di
relakan.
Sudah lah, barangkali baiknya
menjadi prahara demi menenangkan pikiran dan hati. Mood nulis dan baca amblas,
sementara tugas lainnya belum terselesaikan. Kembali dan mendekatlah wahai
semangat dan inspirasiku.
Desember 2012!
Bulan special untuk ku dari
Sang Penggoda! Spiritual tiap seseorang berbeda-beda. 100x pun ku bercerita tentang
spritual yang ku rasakan, sebagian orang pasti mengatakan “aku gila” atau “bulshit”.
Tak perlu di cerita panjang lebar tentang spritual itu, biarkan menjadi
konsumsi ku, TRASENDENTAL!
Menjelang akhir tahun kita
berjumpa lagi dengan tempat yang sama, penerbit Genta. Disambut dengan
kebahagiaan melihat sosokmu yang penuh dengan kesehatan. Selintas hati ku
menilai sosok mu saat itu, kenapa wajahmu tak seceria yang aku kenal, kusam dan
semakin kurus. Barangkali kau juga masih memikirkan tentang perjodohan itu. 4
hari kau di Jogja, aku merasa hanya sedetik menatap mu. Tak pernah aku
merasakan seteguhnya hati ketika berjumpa dengan mu. Terobati sedikit, kembali
rindu yang berkepanjangan. Mungkin ini caramu menyayangi ku, aku tak tahu
apakah akan mulia di ujung ini, atau akan malah sakit.
31 Desember, pukul 07.10
bandara Adi Sucipto Jogja menjadi saksi atas sedihnya mata, melihatmu bergerak
melangkah menuju pintu masuk pemberangkatan. Penerbangan menuju Kota Bali telah
di atas udara. Hati merajut doa untuk mu, mata tertahankan tak ingin mengeluarkan
air. Pagi yang cerah, maafkan aku Tuhan tak memperdulikan sopir taxi itu
merangkai kata, hati berharap semoga kau menjadi seorang lelaki yang Shiddiq,
Amanah, dan Fathonah. Masih merindukan mu!
Baca Selanjutnya:
Bulan "Meteor" [2]
Baca Selanjutnya:
Bulan "Meteor" [2]