Telah
lima tahun berjalan diriku masih terklaim bergelut di organisasi islam yang
bernama HMI itu. Berjalan memasuki miladnya di tahun 2012 pas bertepatan dengan
perayaan Milad Nabi Muhammad SAW.
Kalaupun aku sebagai aktivis perempuan yang masih terklaim sampai sekarang bergelut di dalamnya, aku merasa tidak nyaman bahkan malu dengan gerakan temna-teman di dalamnnya! Dulu aku masih mendengar “idealisme”, tapi sekarang kata itu tertambah “menjual idealisme”, demi kepentingan masing-masing.
Belakangan
itu banyak terdengar isu yang berbhineka tentang organisasi islam itu. Aku tak
mengerti oknum di era itu di dalamnya punya kepentingan apa? Terlalu mendramatisir
gerakan! Jika Lafran Pane masih hidup di kala ini, aku yakin dan percaya pasti sangat
sedih melihat regenarisnya yang telah menyimpang dari nilai-nilai keislaman.
Kalaupun aku sebagai aktivis perempuan yang masih terklaim sampai sekarang bergelut di dalamnya, aku merasa tidak nyaman bahkan malu dengan gerakan temna-teman di dalamnnya! Dulu aku masih mendengar “idealisme”, tapi sekarang kata itu tertambah “menjual idealisme”, demi kepentingan masing-masing.
“Maling
teriak maling”, slogan inilah yang terjadi di era sekarang, yang telah
membludak di kalangan mahasiswa. Eksistensi organisasi yang mempunyai tujuan
mencerdaskan anak bangsa, kini lengser. Perpecahan antar sesama mulai merebak. Perkubuan
semakin meluas. Dulu aku masih mengingat dengan peperangan ideologi, tapi kini
peperangan fisik juga telah mulai di lakukan.
Kalau
orang-orang di luar dari organisasi ini menilai, HMI itu menyimpang dari
nilai-nilai keislaman. Betul saya kira! Pengkaderannya yang berjalan sampai
berhari-hari berputar dengan beberapa jam yang tidak tidurnya, suara adzan
kadang terabaikan. Yang terpikirkan regenarasi sebagai alat politik, bukan
regenerasi sebagai mahasiswa yang cerdas.
Sepatutnya
yang menjadi keloyalitasan berorganisasi merevolusioner ini, minimal bermulai
dari mengkader. Saya masih mengingat ketika kongres di kota Malang “Bang Syakib
Mahmud (salah satu tim perumus NDP), besama Cak Nur. Beliau berkata “Rahmat
di HMI ini telah dicabut, karena banyak kader-kader HMI sudah terlalu jauh
meninggalkan ajaran-ajaran Islam. Sehingga sebentar lagi tinggal menunggu
laknat/adzab dari Allah SWT”. Cak Nur berseru “bubarkan saja HMI”.
Ini membuktikan
salah satu tim perumus NDP telah kecewa melihat kader-kader yang keluar dari
nilai-nilai keislaman. Jika seandainya Lafran Pane masih hidup, kalau ukuran
kecewa Bang Syakib Mahmud tidak sebanding dengan pencetus organisasi ini. kalau
kit abaca sejarah lagi, perjuangan dalam menegakkan organisasi ini tidaklah
mudah, rintangan yang beliau hadapai sungguh luar biasa. Tapi hanya satu orang
menciderai ini, akan merebak di seluruh penjuru dunia.
Kepergiaannya
bukanlah mendapatkan pahala melahirkan organisasi itu, tapi mengantarkan
kekecewaan. Organisasi bukanlah menjadi dakwah bermanfaat, tapi kini menjadi
dakwah ecek-ecekkan. Kini malang nasib HMI sekarang.
oo0oo
"TERBINANYA INSAN AKADEMIS,
PENCIPTA, PENGABDI YANG BERNAFASKAN ISLAM DAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS
TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL MAKMUR YANG DIRIDLOI ALLAH SWT".
Ini adalah tujuan HMI! Dalam AD/ART tujuan ini
masuk dalam pasal 5.
Dengan rumusan tersebut, maka pada hakekatnya HMI
bukanlah organisasi massa dalam pengertian fisik dan kuantitatif, sebaliknya
HMI secara kualitatif merupakan lembaga pengabdian dan pengembangan ide, bakat
dan potensi yang mendidik, memimpin dan membimbing anggota-anggotanya untuk
mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan yang benar dan efektif.
Tapi apalah daya! Lagi-lagi lengser di akibatkan
dari beberapa oknum yang mempunyai kepentingan pribadi, keegoisan meluas dalam
diri. Sehingga terjadilah menjual organisasi. Ini penyakit yang sangat kronis
buat organisasi ini.
Kalau kita membaca Nilai Dasar Perjuanga, dari
sejarah sampai materi-materi lain, sangat luar biasa harapan untuk bangsa ini.
tapi bukan memberikan subangsih buat bangsa, malah menjadi salah satu
membobrokkan negara. Bahkan menciderai agama!
Gerakan orang-orang HMI tak tertujukan pada
gerakan Islam. Tapi organisasi-organisasi non-muslim, lebih menggerakkan naluri
keIslaman dalam lembaga mereka.
Saya rindu dengan HMI yang bernaluri tujuannya. Yang tidak melepaskan keseharian Islam. Selamat jalan HMI, terima kasih HMI, berdiri tegaklah, jadilah seperti kau baru lahir. Kau punya peran untuk bangsa ini yang sesuai dengan perjuangan sejarahmu. Nilai Dasar Perjuangan telah banyak kau kader, kini jadikan mereka berkualitas sesuai dengan tujuanmu. Jangan menjadikan mereka sebagai alat politikmu yang kuat. Aku masih mengingat kau adalah salah satu organisasi independent sepanjang masa. Tapi kau telah berkelut dalam partai apapun! Perlu kau tau, ini menjadi penyakit ironis buatmu, sungguh kau harus menyadari jika kau menginginkan untuk terus bertahan lama.
Insan Cita, Insan Kamil
oo0oo
Perkenalkan saya juga kader HMI dari Kota Malang (angkatan 2002). Kondisi tersebut juga saya rasakan, persis sama. Namun saya berpikir, bagaimana memberikan kontribusi kpd organisasi yg retak spt ini. Itu saja....
BalasHapusWassalam ^_^