Aku berharap teman-teman membaca goresan ini dengan senyuman bebas.
Kebersamaan kita tak akan surut sampai akan tiba waktunya dunia menghabiskan
masa putarannya dengan perjuangan masing-masing kita. Senyumlah kalian untukku
dari kejauhan, kita satu dalam ikatan tujuan. Yang sama-sama mencangkul lebih
dalam ilmu di suatu Universitas tegak berdiri berselimutkan agama.
Barangkali harapan-harapan negara sehingga bangsa kita melahirkan
system baru untuk menangani ekonomi dunia. Yang di mana system itu mempunyai
embel-embel agama. Walaupun hal ini penuh dengan disparitas tokoh-tokoh agama
serta petinggi dan para pejabat bangsa kita, namun system tetap berusaha
ditegakkan. Memang sebagian dari masyarakat bangsa kita pesimis dengan system
“ekonomi islam”. Karena system kapitalis masih terus dijalankan di berbagai
perusahaan dan melekat pada diri manusia. Adam Smith sukses dengan sistemnya,
mendekon kuatnya sehingga tak urung dari negara kita.
Keguncangan ekonomi berakibatkan politik dunia, lahirlah jurusan
atau konsentrasi di setiap Universitas dengan tujuan untuk mencetak
alumni-alumni yang akan membantu bangsa ini. Yakni jurusan “Ekonomi Islam”. Ini
akan menjadi penyaing dari manajemen ekonomi, atau ilmu ekonomi. Ekonomi islam
juga mempelajari manajemen dan ilmu ekonomi, hanya kita terdogma dengan
pemikiran normatife kitabullah Quran & Hadits. Setiap dalam benak kita “mampukah
ekonomi islam membumikan sampai kepenjuru khususnya di negara Indonesia? Maukah
penganut agama lain menerima system ini? jika punya cara lain, seperti apa
sehingga mereka percaya kepada system tersebut?” Pertanyaan ini dulu
membuat senior mengeluh dengan dunia kerja, banyak keluhan title yang ada “I”
nya sulit mendapatkan pekerjaan, bahkan di dunia lembaga keuangan syariah
sekalipun. Sempat hal ini terdoktrin sampai ke angkatan kita merebak ke
adik-adik kita, ketakutan itu lahir dan banyak dari kita pindah tah bertahan. Saya
masih ingat ketika Paul dengan bukunya “Matinya Ilmu Ekonomi”, ini menjadi
pegangan para pakar ekonomi islam, bahkan ekonomi kapitalis akan tumbang. Semoga
harapan mereka tercapai.
Maaf teman's di laptop saya hanya & masih ada yg ini... ^_^ v
To: Islamic Economic ’07
Pertemuan
kita berawal bukan karena kebetulan atau bahkan perjanjian kita. Semua adalah
moment yang mempunyai tujuan sama menegakkan amanah orang tua. Tahun 2007
menjadi saksi pertemuan dan perkenalan kita. Yang meranjak dari berbagai
sekolah dan daerah menjadi satu di bawah payung Universitas Islam. Diantara
dari kita beralumni pondok pesantren, dan beberapa dari kita juga berasal dari
sekolah negeri yupz! Termasuk aku. Otak yang penuh dengan disparitas
kecerdasan. Semua punya ahli yang berbeda-beda.
Setiap
kita mempunyai organisasi yang berbeda pula! Memang setiap dalam kelas pasti
punya teman genk. Ini mengakibatkan penyaringan yang mendalam tentang
pengertian hati dan otak kita, sehingga itu terjadi. Lembaga dijadikan tempat
silaturahmi menimba teman sebanyak mungkin. Aku masih sangat ingat ketika
politik tiba kita menjadi alat dari senior-senior kita. Timbullah perpecahan
diantara kita. Tapi itu tak lama menjadi urungan setiap pertemanan kita dalam
kelas.
Banyak
kisah yang kita lewati selama kurang lebih empat tahun. Iri, dengki, benci,
senang, sedih, tolong-menolong, semua sudah kita rasakan dalam satu balutan
kasih. Barangkali itu menjadikan kita proses pendewasaan mencari jati diri yang
pasti. Memang terkadang hal itu menjadi saling rindu diantara kita.
Berbagai
dosen yang tak kita sukai, ada yang malas masuk dan ada yang rajin masuk. Katua
jurusan yang santun dan sekretaris jurusan yang unik. Bahkan kisah cinta
terbentuk diantara teman sekelas. Ini yang paling unik dalam perjuangan otak
kita. Merungrung hati mendalam terbentuk mempengaruhi otak sehingga ada di
antara kita sampai kepelaminan. Sungguh senang hati ini melihat kebahagiaan
kalian.
Aku
masih sangat ingat di saat perjuangan kita menyelesaikan tugas akhir kita
masing-masing yang pertanda kelulusan kita untuk keluar dari kampus hijau itu.
Setiap kita lewat pun tak saling sapa bahkan lupa, itu bukan sombong atau
bermusuhan melainkan karena kesibukkan masing-masing. Perjuangan dan usaha
penuh yang meneteskan keringat akan menjadi kebahagiaan buat pribadi dan
keluarga. Oh sungguh luar biasa menurutku!
Hal
itu terjadi teman’s! Dengan membaca beberapa ucapan selamat dalam jejaring FB
tepatnya group I-Con ’07, senang sembari tersenyum lantunan doa buat kalian
yang lagi berusaha keras. Kini senyumanmu untuk langkah awal tak sia-sia.
Tetesan keringat selama empat tahun, selembar ijazah menjadi sebuah jawaban
pasti dan kuat meniti hidup kalian. Sekali lagi bangga dengan kalian!
Berikanlah senyuman besar dan berdoalah dengan kesungguhan kepada Tuhan-mu demi
ternyamannya hidup kalian. Aku berdoa dan yakin pasti semua kita akan
melanjutkan S2 dengan cercahan sendiri.
Aku
semakin percaya teman’s bukanlah orang yang paling cerdas dalam kelas yang
cepat mendapatkan pekerjaan yang memadai. Tapi dunia kerja adalah milik kita
bersama. Kalah bersaing persoalan nilai dan celotehan dalam kelas, tapi tak
kalah bersaing soal pekerjaan di dunia nyata. Aku masih teringat kata Dekan
kita “gagal dalam ujian berkali-kali itu tidak apa-apa dan masih bisa di
atasi, dari pada gagal pada dunia nyata di ranah pekerjaan itu sulit di atasi”.
Kalian sungguh hebat!
Kepergianku
dari kota Makassar karena merasa belum mampu seperti kalian langsung
melanjutkan untuk mencari pekerjaan. Karena aku tidak mempunyai dasar keahlian
bekerja sama sekali. Jujur sampai sekarang pun aku belum pernah yakin pasca
sekolah ku akan mendapatkan pekerjaan yang pasti seperti kalian. Karena di
benakku hanya belajar dan belajar. Dunia kerja belum melekat pada jiwa ini!
Ingin ku seperti kalian tapi belum bisa! Aku menginginkan sekolah sembari
bekerja di kota pelajar ini, tapi hanya sebatas ingin. Untuk melangkah
kuat tak mampu, serasa kaki tertahan tak sampai ke tanah langkah berikutnya.
Beruntunglah kalian yang mempunyai jiwa kuat dalam mencari pekerjaan! Ingat
teman’s “tak ada orang yang menganggur jika dia melangkah kuat membangkitkan
dirinya, pekerjaan akan mendekatkan pada kepotensialitas diri pribadi. Bukan
pribadi yang mencri sesusah payah, tapi perlu diketahui tak perlu berputus asa”.
Prinsip itu baru hanya sebatas benakku, barangkali ada baiknya jika berbagi
pada kalian lewat goresan pena ini. Karena kalian punya potensi besar dalam
mengaktualisasikan prinsip itu.
Sepertinya
aku hanya mampu bercerita sampai disini, fikri-ku (laptopku maksudnya)
juga telah redup-redup! Tiap malam dia menemaniku menulis begadang mengerjakan
aktifitas kerutinitasan setelah membaca buku. Hanya fikri yang menemaniku setia
dari Timur sampai ke Barat ini. Mataku juga telah sayup menerima cahayanya!
Inginku lebih lama lagi bercerita, tapi otak tak mampu lagi bergulir, telah ku
laksanakan tugas-tugasku yang penuh dengan kurasan tenaga dan otak, sampai
berkeringat teman’s (aku ga punya kipas teman’s di kos)… ha ha ha..
Salam
hangat buat teman-teman Islamic Economic angkatan 2007. Semoga semua menjalani
hari-hari dengan baik. Insya Allah harapan dan doa kita terkabulkan. Jika
kalian menuju alur kehidupan baru aku berharap kita masih berkomunikasi.
Nomorku tak tergantikan yang senantiasa ujungnya 444. Ha ha ha… *JustKid
teman’s..
Satu
lagi! Jangan pernah berhenti
memberikanku nasehat dan saran jika
kalian menilaiku telah keluar dari nilai agama. Hanya ucapan “Terima
Kasih dan Sehat Selalu” yang mampu ku sampaikan buat kalian dari
kejauhanku!
Sampai
di sini dulu yah coretan cerita ini! Cukup dengan kalian
membaca coretan ini sudah membuatku tersenyum di sepanjang hariku, dan itu akan
ku jadikan semangat hidup ini. Tak
perlu berkomentar banyak, mendengar kabar baik
dan sehat-sehat saja itu sudah merupakan hal baik buatku! Insya Allah di moment
lain di saat semua pada sukses kita akan bertemu lagi.