Di tahun 2010 kamu menapaki perjalanan di tiap sudut kota Daeng. Hingga engkau menceritakan tentang dirimu yang mempunyai cita-cita dan sedang merasakan keterpurukan. Ibu dan bapak-mu mengeluh tentang eksistensi di usia-mu yang kunjung terus bertambah. Mereka berkeinginan lebih tentang dirimu sebagai anak sulungnya. Di saat itu aku siap sebagai pendengar setia oleh-mu dan keluarga-mu. Bahkan di alur ceritamu, aku melihat raut wajah penuh harapan buat teman hidup-mu kelak.
Seiring berjalannya waktu dengan keberadaanmu di kota daeng bersama ibu dan bapak-mu, kita menjadi sahabat yang saling pengertian, ini tidak bisa di nafikan kata lagu itu, yang pada akhirnya kedekatan kita menjadi terus berjalan sampai ke harapan-mu. Seolah aku hadir menjawab harapan-harapan-mu selain impian karir-mu. Sampai Pantai Losari pun menjadi saksi perjalanan kita tiap pertemuan dan curhat-mu. Tak lupa selalu kau mengeluarkan hp dari kantong celanamu dengan memutarkan lagu ini...
Seiring berjalannya waktu dengan keberadaanmu di kota daeng bersama ibu dan bapak-mu, kita menjadi sahabat yang saling pengertian, ini tidak bisa di nafikan kata lagu itu, yang pada akhirnya kedekatan kita menjadi terus berjalan sampai ke harapan-mu. Seolah aku hadir menjawab harapan-harapan-mu selain impian karir-mu. Sampai Pantai Losari pun menjadi saksi perjalanan kita tiap pertemuan dan curhat-mu. Tak lupa selalu kau mengeluarkan hp dari kantong celanamu dengan memutarkan lagu ini...
Akhir 2010 kita mulai berjauhan! Lagu ini mengingatkan-ku dan kamu di persahabatan kita. Aku tahu ini lagu kesukaan-mu yang selalu kau berikan untuk-ku. Saat kita tak lagi menyatu seperti dulu, jika kau mendengar lagu ini, kau pun masih mengingat-ku dan pasti mengirimkan pesan untuk-ku. Aku selalu ingat pesan-pesan itu, "zigaz telah membuatku luluh dengan kisah kita, maaf-kan aku".
Now...!!!
AKU dan KAMU
BERAKHIR